Tiga Pejabat Penting asal Kuningan Terjebak Banjir di Aceh?
Tiga pejabat Kuningan dikabarkan terjeba banjir di Aceh. Mereka adalah Kepala Bappeda Purwadi Hasan Darsono, Kabag Perekonomian Tatiek Ratna Mustika, dan Kepala Dinas Pertanian Wahyu Hidayah.-Istimewa-Radar Kuningan
Menurutnya, ketiga pejabat itu merupakan pejabat penting yang diperlukan untuk perancangan akhir APBD.
Ketiganya adalah Kepala Bappeda Purwadi Hasan Darsono, Kepala Dinas Pertanian Wahyu Hidayah, dan Kabag Perekonomian, Tatiek Ratna Mustika.
Dian mengatakan, pihaknya telah berkoordinasi dengan BI untuk memastikan keselamatan tiga pejabat tersebut.
BACA JUGA:Rangkaian Perayaan HUT KORPRI di Kabupaten Kuningan Hingga 1 Desember 2025
"Pejabat kita terjebak bencana. Ada kabar kemarin malam mereka selamat, tapi tidak bisa kemana-mana karena jalan putus, jembatan putus, dan longsor, banjir, tida ada listrik dan sinyal. Terakhir ngabarin kemarin malam, sampe sekarang tidak ada kabar," tuturnya .
Ia menambahkan, seharusnya rombongan kembali hari Jumat (28/11/2025). Pemkab Kuningan meminta doa masyarakat agar ketiga pejabat diberikan keselamatan.
Seperti diketahui, Kejadian banjir yang melanda Kabupaten Aceh Utara, Kabupaten Langkat, Kabupaten Tapanuli Tengah, Kota Sibolga, dan Kabupaten Tapanuli Selatan pada 25–27 November 2025.
Musibah Banjir Aceh, dipicu oleh curah hujan ekstrem yang mencapai lebih dari 150 mm per hari.
Hujan dengan intensitas tinggi selama beberapa hari menyebabkan debit air melebihi kapasitas tampung sungai.
BACA JUGA:Penyegaran, Bupati Kuningan Rotasi 21 Kepala UPTD Puskesmas
Kondisi tersebut diperparah oleh perubahan tutupan lahan yang tidak sesuai dengan fungsi kawasan hutan, sehingga meningkatkan laju sedimentasi dan menurunkan kapasitas sungai dalam menyalurkan aliran permukaan.
Di Aceh Utara, banjir yang dipicu curah hujan tinggi dan kondisi lahan yang tidak mampu meresapkan air telah mengakibatkan 3.507 warga mengungsi serta merendam ratusan hektare sawah dan tambak.
Sementara itu, di Kabupaten Langkat, banjir tidak hanya merendam permukiman, namun juga menyebabkan kerusakan infrastruktur, termasuk robohnya Jembatan Titi Cempedak dan terputusnya akses Jalan Lintas Sumatera Utara–Aceh, sehingga menghambat mobilitas masyarakat.
Adapun di Kabupaten Tapanuli Tengah, Kota Sibolga, dan Kabupaten Tapanuli Selatan, banjir yang terjadi secara tiba-tiba akibat hujan berkepanjangan dan sedimentasi di hulu sungai menimbulkan 15 korban jiwa, kerusakan luas pada permukiman, serta gangguan aktivitas masyarakat di wilayah terdampak.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:
