Hujan Disertai Angin Kencang Melanda Kuningan, Pohon Timpa Rumah hingga Tutup Jalan
Petugas BPBD Kuningan dan Damkar Kuningan bersama aparat desa, relawan, dan masyarakat setempat melakukan pemotongan batang pohon dan pembersihan. -Istimewa-BPBD Kuningan
Hujan lebat disertai angin kencang, juga mengakibatkan pohon tumbang di kawasan Maleber, Garawangi, dan Kalimanggis.
Peristiwa ini sempat menutup akses Jalan Raya Garawangi. Termasuk menimpa bangunan rumah warga, sebelum akhirnya berhasil ditangani tim BPBD Kuningan dan unsur terkait.
Kejadian pohon tumbang tercatat terjadi di beberapa titik di Desa Kutaraja, Kecamatan Maleber yakni Dusun Puhun yang berada di area Pemakaman Umum Embah Buyut.
Pohon berukuran besar tumbang dan melintang di badan jalan, membuat arus lalu lintas tersendat selama proses penanganan.
Peristiwa serupa juga terjadi di Desa Kutamandarakan, Kecamatan Maleber, serta di Desa Kalimanggis Wetan, Kecamatan Kalimanggis.
BACA JUGA:Banggar DPRD Kuningan: Jangan Harap Optimalisasi PAD Bisa Tercapai
BACA JUGA:FKIP Uniku Kukuhkan 2.663 Guru Profesional
Selain menutup akses jalan, angin kencang turut merusak bangunan rumah warga, meski tidak menimbulkan korban jiwa.
Dijelaskan Kepala Pelaksana BPBD Kuningan, Indra Bayu Permana, pihaknya menerima laporan beruntun terkait angin kencang yang berdampak pada infrastruktur dan pemukiman warga.
"Begitu kami menerima laporan, tim langsung diterjunkan untuk melakukan asesmen dan penanganan. Di beberapa titik, pohon tumbang menutup jalan sehingga arus lalu lintas sempat terhambat. Namun alhamdulillah, seluruh akses kini sudah kembali bisa dilalui,” ungkap Indra.
Ia menjelaskan bahwa petugas BPBD Kuningan bersama aparat desa, relawan, dan masyarakat setempat melakukan pemotongan batang pohon dan pembersihan material secara bertahap.
Untuk rumah warga yang terdampak, BPBD juga sudah melakukan verifikasi kerusakan sebagai dasar penanganan lanjutan.
"Kejadian ini terjadi di banyak titik karena tingginya intensitas angin. Kami mengimbau masyarakat tetap waspada, terutama yang tinggal di dekat pohon besar atau bangunan rentan. Cuaca ekstrem masih berpotensi terjadi,” katanya.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:
