Fakta Mengejutkan! Penampakan Lahan Sekitar Arunika dari Tampilan Citra Satelit 2015-2025
'Bank Tanaman' yang dikelola pihak Arunika dengan berbagai jenis pohon berakar kuat.-Bubud Sihabudin-Radar Kuningan
Antara lain ; Pinus, Trembesi, Damar, Jamuju, Iprik, Amples, Sonokeling, Pohon Pelangi (eucalyptus), Kimeng, Saninten, Kawiyang, Kibeusi, Pasang, Kalpataru, Sukun, hingga keluarga Titus. Selain itu lokasi ini juga menyimpan sejumlah bibit tanaman hias.
Manajer Agro, dari Wisata Arunika, Heri Ruhya Taufik, menjelaskan penghijauan ini merupakan proses panjang yang dilakukan bertahap.
"Sejak 2015 memang sudah ada penanaman, tapi belum terencana. Saat itu lahan masih ladang terbuka, kosong dari ujung Palutungan sampai ke Gunung Keling. Banyak tanaman tidak bertahan karena kalah oleh tumbuhan invasif," ujarnya, Jumat 12 Desember 2025.
Kini, penanaman dilakukan lebih terukur. Heri didampingi Wawang Kurniawan, Wakil Koordinator Penataan dan Pengaturan Jarak Tanam di Lapangan, bertugas memastikan pemilihan jenis pohon disesuaikan dengan kekuatan akar dan ketahanan tumbuh.
"Jenisnya banyak. Ada pinus, cemara, jamuju, saninten, kalpataru, juga tanaman cepat tumbuh seperti eucalyptus yang nanti batangnya bisa berwarna seperti pelangi. Pohon-pohon berakar tunggal ini kita tanam di lereng untuk memperkuat struktur tanah," jelas Wawang.
Menurutnya percepatan penanaman dilakukan khusus pada musim hujan, agar tingkat keberhasilan hidup pohon lebih tinggi.
"Dulu kami pernah mulai penanaman saat mendekati kemarau. Tenaga kerja sedikit, akses sulit, air terbatas. Banyak bibit tidak terawat. Sekarang kita kejar waktu supaya lahan cepat tertanami," ujarnya.
Kawasan yang dulunya kering dan lapang kini mulai kembali menghijau. Pohon-pohon endemik yang sebelumnya jarang ditemukan di wilayah itu, seperti saninten dan jamuju, kini tumbuh berdampingan dengan vegetasi cepat tumbuh seperti eucalyptus dan kimeng.
Manajemen Agro menyatakan, luas target penanaman dilakukan bertahap mengikuti ketersediaan bibit, namun komitmen utama tetap sama, menghutankan kembali sejumlah lahan di kawasan Arunika.
"Harapan kami, kawasan ini bukan hanya cantik untuk wisata, tapi benar-benar menjadi ruang hijau yang kuat secara ekologis," tutur Heri.
Transformasi Arunika dalam sepuluh tahun membuktikan wisata berbasis konservasi, menjadi praktik nyata.
Tutupan hijau yang kini tampak dari citra satelit membuktikan pengelolaan yang berpihak pada alam dapat menghasilkan manfaat ekologis sekaligus mendukung aktivitas wisata yang berkelanjutan.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:
