Balai TNGC, Basarnas dan East Eiger Adventure Diskusikan SAR

Balai TNGC, Basarnas dan East Eiger Adventure Diskusikan SAR

KUNINGAN - Taman Nasional Gunung Ciremai (TNGC) punya potensi jasa sumber daya alam dan ekosistem yang telah dimanfaatkan menjadi 64 lokasi wisata alam. Seluruh wisata alam Gunung Ciremai tersebut dikelola secara swadaya oleh masyarakat setempat. Kunjungan ke wisata alam Gunung Ciremai mengalami tren peningkatan terutama pada akhir pekan dan libur panjang. Tentu hal ini menjadi tantangan bagi pengelola untuk membuat manajemen wisata alam yang mumpuni demi kenyamanan pengunjung, pengelola, dan semua pihak terkait. Salah satu manajemen pengelolaan wisata alam yang mumpuni tersebut yakni adanya jaminan keselamatan pengunjung. Hal ini bisa dilakukan dengan pelatihan dan pendidikan pencarian dan pertolongan atau Search and Rescue (SAR) bagi pengelola dan pengunjung. Oleh karenanya, kemarin, Badan SAR Nasional (Basarnas) Cirebon dan East Eiger Adventure menyambangi kantor Balai TNGC untuk membicarakan hal itu. \"Wisata alam Gunung Ciremai memang membutuhkan sentuhan pendidikan SAR bagi pengelola, pengunjung, dan pihak terkait. Kami menyambut baik pertemuan ini untuk meningkatkan kemampuan khususnya personel anggota Taman Nasional Gunung Ciremai di bidang SAR\", kata Kuswandono, Kepala Balai TNGC saat membuka diskusi, kemarin. Senada dengan itu, Galih Donikara selaku perwakilan East Eiger Adventure mengatakan, pendidikan lingkungan termasuk SAR di dalamnya sangat penting bagi pegiat alam bebas. Pihaknya pun berencana melakukan pendidikan dan pelatihan SAR di Gunung Ciremai pada November mendatang. “Kami berencana menggelar kegiatan Diklat SAR di kawasan Gunung Ciremai melibatkan Basarnas Cirebon dengan pesertanya para pelajar dan mahasiswa pecinta alam dan komunitas lain. Mudah-mudahan ini bisa bisa terlaksana dan berjalan lancar,\" ujarnya. Sementara itu, Iwan perwakilan Basarnas Cirebon mengungkapkan pihaknya punya kewajiban untuk membentuk dan membina potensi SAR di wilayah Cirebon, Indramayu, Majalengka, dan Kuningan (Ciayumajakuning). \"Tujuannya agar memudahkan operasi SAR saat terjadi bencana dan kecelakaan\", kata Iwan. Dalam diskusi tersebut tercetus usul kegiatan seperti ini bisa dilakukan rutin di Stasiun Penelitian Bintangot. Ke depan juga tempatnya bisa ditambah dengan lokasi lain untuk pelatihan teori maupun praktiknya. (fik)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: