Duet Acep-Ridho Mulai Retak ?
KUNINGAN-Memasuki tahun ke 2 duet Bupati Kuningan H Acep Purnama SH MH dan Wabup HM Ridho Suganda SH MSi (AR) dalam menahkodai laju pembangunan Kabupaten Kuningan, dikabarkan mulai retak atau tidak kompak. Mulai tidak kompaknya Acep-Ridho dalam menjalankan roda pemerintahan, ramai diperbincangkan di berbagai obrolan ringan. Sejumlah pihak pun menanggapi beragam, salah satunya pengamat politik Sujarwo alias Mang Ewo yang sangat berharap kekompakan dan keharmonisan Acep-Ridho bisa tetap terjaga dengan baik. “Diharapakan kekompakan dan keharmonisannya (Acep-Ridho, red) tetap terjaga dan tidak mengalami penurunan kualitas,” harap Mang Ewo, Minggu (8/12). Tanpa terjaganya keharmonisan dari duet Acep-Rido (Edo) yang dilantik pada tanggal 4 Desember 2018 dan akan berakhir 3 Desember 2023 nanti, lanjut Mang Ewo, sangat dikhawatirkan akan dapat mengganggu langkah pembangunan di Kota Kuda ini. Sebab bagaimana pun juga kekompakan pimpinan daerah sangat diperlukan, khususnya dalam berkoordinasi. “Kalaupun akhir-akhir ini sudah mulai muncul isu keretakan duet AR, saya meyakini itu hanya sekedar isu yang sangat tidak dapat dipertanggung-jawabkan, dan jauh dari kenyataan,” ujarnya. Terkait munculnya sinyalemen yang menyiratkan loyalitas yang tidak berimbang dari jajaran birokrat kepada Bupati dan Wabup, menurut Mang Ewo hal itu juga tidak dapat dibuktikan secara ilmiah. Kalaupun dalam agenda Rakor yang berhembus keluar, bahwa Wabup Edo sempat menegur seorang Kepala Bagian (Kabag) di lingkup Setda karena Wabup merasa diabaikan keberadaannya, hal tersebut belum dapat dijadikan indikator bahwa loyalitas staf di lingkup Pemkab Kuningan tercabik-cabik. “Kalaupun dengan gaya bicaranya sebagai kaum milenial dalam setiap kesempatan, baik dalam agenda formil maupun perbincangan biasa terkesan mengkritisi pasangannya, seperti ketika Bupati H Acep menerima 4 penghargaan dalam waktu singkat, saya yakin itu sesungguhnya bernilai kekaguman dan kebanggaan dari seorang Edo kepada H Acep Purnama,” ucap Mang Ewo. Soal tertundanya agenda rotasi/mutasi dan promosi jabatan di lingkup Pemkab Kuningan telah berdampak terhadap munculnya predikat Kuningan sebagai Kabupaten Plt, disamping juga sebagai Kabupaten Pendidikan, Konservasi, Layak Anak dan sederet sebutan lainnya telah memunculkan asumsi tarik menarik kepentingan antara Bupati dengan Wabup. Terhadap hal itu, Mang Ewo pun mengaku sangat sulit untuk dipercaya. “Penundaan tersebut disinyalir karena duet AR ingin membentuk tim kerja yang bisa diandalkan, selain bertujuan untuk efisiensi anggaran,” tuturnya. Acep-Ridho merupakan satu paket pasangan Bupati-Wabup Kuningan yang diusung PDIP, PPP dan beberapa partai lainnya pada Pilkada 2018 lalu. AR berhasil mengalahkan 2 pasangan lainnya, yakni Cabup-Cawabup dr H Toto Taufikurohman Kosim-H Yosa Octora Santono MM yang diusung PKB, Demokrat, dan PKS, serta pasangan H Dudy Pamuji SE MSi-H Udin Kusnedi SE MSi yang diusung Partai Golkar dan PAN. (muh)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: