Ika Acep Purnama Ajak Kerja Bersama Solusi Tangani Stunting
KUNINGAN-Penanganan kasus stunting menjadi persoalan serius yang harus ditanggulangi dengan kerja bersama. Selain komitmen kuat pemerintah daerah dalam penanganan stunting, komitmen itu harus dimiliki pula oleh stake holder maupun unsur terkait yang lain. Untuk penanganannya, akan mengoptimalkan peran semua sektor dalam upaya penanggulangan stunting, baik dari tingkat kabupaten sampai tingkat desa. Pemecahan persoalan stunting perlu menjadi perhatian bersama, sehingga upaya penurunan angka stunting membutuhkan kerja bersama yang harus melibatkan lintas sektor dan semua elemen masyarakat. “Seperti peran dari PKK, Dharma Wanita, dan Kader Posyandu agar berperan aktif dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan masyarakat khususnya di desa,” kata Ketua TP PKK Kuningan Hj Ika Acep Purnama saat membuka kegiatan peningkatan kapasitas bagi kader TP PKK, Dharma Wanita, dan Kader Posyandu di Prima Resort Kuningan, Selasa (10/12). Kegiatan peningkatan kapasitas dalam upaya penanggulangan stunting ini, dihadiri pula Wakil Ketua TP PKK Kuningan Hj Yuana Ridho Suganda dan Kepala Dinas Kesehatan H Raji SE MKes. Bagi Ika, pembangunan kesehatan bertujuan meningkatkan derajat kesehatan dengan meningkatnya kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang. “Penyelenggaraan upaya kesehatan saat ini menempatkan masyarakat sebagai subjek, bukan lagi objek. Sehingga upaya kesehatan lebih tercapai (accessible), lebih terjangkau (affordable), serta lebih berkualitas (quality),” terangnya. Dijelaskan, sebagai upaya pemberdayaan masyarakat telah berkembang Upaya Kesehatan Bersumber daya Masyarakat (UKBM) diantaranya yakni Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu). Posyandu diselenggarakan bersama masyarakat untuk masyarakat dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan. “Hal ini guna memberdayakan masyarakat dan memberikan kemudahan kepada masyarakat, dalam memperoleh pelayanan kesehatan dasar seperti KIA, Gizi, Imunisasi, dan KB yang ada di Posyandu. Semoga kegiatan peningkatan kapasitas ini betul-betul dapat membantu para petugas di lapangan, yang sesuai dengan peran dan fungsinya dalam melaksanakan tugas di masyarakat,” harapnya. Sedangkan Kepala Dinkes Kuningan H Raji MKes memaparkan, terkait stunting dan pola pencegahan melalui lima pilar. Kelima pilar percepatan pencegahan stunting diantaranya komitmen dan visi kepemimpinan nasional dan daerah, kampanye nasional dan komunikasi perubahan perilaku, konvergensi program pusat daerah dan desa, ketahanan pangan dan gizi, serta pemantauan dan evaluasi. “Pilar ini menjaga dan menindak-lanjuti komitmen Presiden dan Wakil Presiden, tentang percepatan pencegahan stunting dengan mengarahkan, mengkoordinasikan, memperkuat strategi kebijakan dan target pencegahan stunting. Aksi integrasi adalah instrumen dalam bentuk kegiatan, yang digunakan untuk meningkatkan pelaksanaan integrasi gizi dalam pencegahan dan penurunan stunting,” ungkapnya. Menurutnya, pelaksanaan intervensi gizi penurunan stunting terintegrasi membutuhkan perubahan pendekatan pelaksanaan program dan perilaku lintas sektor, agar program dan kegiatan intervensi gizi dapat digunakan oleh keluarga sasaran rumah tangga 1.000 HPK. (ags)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: