Kopi Cibeureum Potensial untuk Ekspor

Kopi Cibeureum Potensial untuk Ekspor

KUNINGAN - Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI) Rosmaya Hadi optimistis kopi yang dihasilkan para petani Desa Cibeureum, Kecamatan Cilimus, akan semakin berkembang dan bisa menjadi salah satu komoditi ekspor ke depannya. Hal tersebut diungkapkan Rosmaya saat menghadiri acara kunjungan kerja menyerahkan program sosial BI, hibah, bantuan teknis dan sertifikasi halal UMKM di Desa 88 Cibeureum, Kecamatan Cilimus, kemarin. Hadir dalam acara tersebut Bupati Kuningan Acep Purnama, Kades Cibeureum, pelaku UMKM sewilayah III Cirebon penerima bantuan dan pejabat kantor perwakilan Bi Cirebon. Dikatakan Rosmaya, kebutuhan kopi dunia saat ini mencapai 10,1 juta ton per tahun, sehingga masih besar peluang bagi kopi dari Indonesia untuk masuk. \"Cibeureum saat ini sudah bisa menghasilkan kopi hingga 40 ribu ton per tahun. Ini masih sangat mungkin untuk dikembangkan sehingga bisa berkontribusi untuk memenuhi kebutuhan kopi dunia,\" kata Rosmaya. Rosmaya mengatakan, situasi ekonomi global saat ini sedang dalam keadaan serba tidak ada ketidakpastian. Adanya perang dagang antara AS vs China, ditambah isu virus Corona di China membuat banyak negara yang mengubah strategi ekonomi negaranya masing-masing. \"Terutama negara yang selama ini banyak berhubungan bisnis dengan negara China, termasuk Indonesia. Mereka mulai mengencangkan ikat pinggang untuk memperkuat kondisi ekonomi di negaranya masing-masing yang disebut dengan istilah deglobalisasi,\" ujarnya. Pertanyaannya, kata Rosmaya, apa yang harus dilakukan Indonesia untuk menghadapi krisis global ini? Menurut dia, Industri kreatif adalah jawaban untuk menyelesaikan masalah perekonomian di Indonesia. \"Kita harus menciptakan sumber-sumber pertumbuhan ekonomi baru salah satunya dari industri kreatif. Kabupaten Kuningan punya perkebunan kopi di Desa Cibeureum ini yang produksinya sudah mencapai 40 ribu ton per tahun, dan selalu habis untuk memenuhi kebutuhan nasional, yang diharapkan ke depan akan semakin berkembang sehingga bisa memenuhi kebutuhan kopi dunia yang masih luas yakni mencapai 10,1 juta ton per tahun,\" ujarnya. Atas kondisi ini, Rosmaya mengatakan, perlu ada terobosan baru untuk bisa membawa kopi Cibeureum tembus ke pasar internasional. Salah satunya dalam hal penamaan, dia menyarankan agar diberi nama yang mudah disebut oleh lidah orang luar negeri. \"Jadi tugas kita adalah membuat simpel produk kita, seperti Kopi Malabar yang sudah tembus ke negera Aljazair atau Kopi Kiwari yang sudah ekspor ke luar negeri. Cita-cita kita, Indonesia masuk menjadi negara ketujuh penghasil kopi dunia. Oleh karena itu, seluruh kantor perwakilan Bank Indonesia (BI) yang berjumlah 46 kantor perwakilan turun membantu untuk meningkatkan kopi dengan nama masing-masing, seperti yang sudah dilakukan terhadap Kopi Cibeureum ini,\" ujarnya. Dikatakan, BI akan terus membimbing desa penghasil kopi seperti Cibeureum mulai dari produksinya, pemasaran hingga produk-produk turunan lainnya. Dia juga berharap ada partisipasi dari pemerintah daerah untuk bisa mengembangkan seluruh potensi yang ada. Sementara itu, Bupati Kuningan Acep Purnama mengapresiasi kepedulian BI turut mengangkat kopi Cibeureum menjadi lebih dikenal masyarakat luas. Acep mengaku selama ini dia sudah sangat mengenal kelebihan kopi yang dihasilakn para petani Desa Cibeureum tersebut sejak sebelum menjabat bupati seperti sekarang. \"Saat masih menjadi pengusaha dulu saya banyak berhubungan dengan para petani Cibeurum untuk membeli cengkeh dan kopi. Alhamdulillah sekarang kopi Cibeureum semakin dikenal, ditambah adanya dukungan dari BI dalam hal pemasaran dan lainnya. Insya Allah kopi Cibeureum ke depan akan semakin maju,\" ujar Acep. (fik)  

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: