Satu PDP di Kuningan Bukan Balita
KUNINGAN – Satu dari tiga warga Kabupaten Kuningan yang berstatus pasien dalam pengawasan (PDP), ternyata bukan seorang balita. Kasus PDP yang paling muda di Kuningan berusia antara 6-19 tahun. Kepala Pelaksana BPBD Kuningan Agus Mauludin menyatakan, total jumlah orang dalam pemantauan (ODP) kini sebanyak 106 warga ditambah PDP hanya tiga orang. Namun ada sebanyak 22 warga telah selesai pemantauan, sedangkan sisanya 84 warga masih proses pemantauan. “Jumlah PDP ini ada tiga orang, dua laki-laki dan satu perempuan. Semuanya WNI dengan kisaran usia 6-19 tahun ada satu orang, usia 40-49 tahun ada satu orang, dan usia 60-69 tahun juga hanya satu orang,” terangnya. Terkait total jumlah ODP sebanyak 106 warga terdiri dari 70 orang laki-laki dan 36 orang perempuan. “Sementara rincian ODP tersebut yaitu usia 0-11 bulan terdapat 1 orang, usia 1-4 tahun ada 6 orang, usia 6-19 tahun ada 7 orang, usia 20-29 tahun ada 29 orang, usia 30-39 tahun ada 11 orang, usia 40-49 tahun ada 25 orang, usia 50-59 tahun ada 14 orang, usia 60-69 tahun ada 8 orang, usia 70-79 tahun ada 3 orang, dan usia di atas 80 tahun ada 2 orang,” papar Agus, kemarin (25/3). Soal jumlah ODP yang mengalami kenaikan signifikan, kata Agus, hal itu terjadi kemungkinan besar dipicu kedatangan warga perantauan dari luar daerah. Sehingga kenaikan jumlah warga yang dipantau naik signifikan sekitar 50 persen. “Kemungkinan besar itu, karena perantau-perantau sudah eksodus dan kita juga tidak bisa menahan mereka pulang kembali ke keluarganya. Makanya disediakan check point di beberapa pintu masuk wilayah perbatasan Kuningan,” jawabnya. Untuk check point sendiri terdapat di lima perbatasan. Yaitu wilayah Sampora, Mandirancan, Cibingbin, Cidahu, dan Cipasung. Termasuk pula di kawasan Pandapa Paramarta sebagai pusat data laporan check point tersebut. “Jadi check point ini diinisiasi oleh TNI, Polri, Dishub, BPBD, dan petugas medis. Setiap ada pergerakan keluar masuk di titik perbatasan ada pemeriksaan, kalau ada kondisi sakit langsung ditangani dalam rangka antisipasi,” jelas Agus Mauludin. Dia memperkirakan, jumlah ODP akan semakin meningkat seiring kembalinya warga perantau ke Kabupaten Kuningan. Apalagi menjelang bulan suci Ramadhan, kemungkinan akan banyak warga perantauan pulang kampung. “Prediksi seperti itu, karena sekarang saja belum Ramadhan, di sana libur terus di sini libur kan sudah lumayan banyak. Makanya siapkan petugas di perbatasan yang akan bertugas 24 jam, untuk memantau pergerakan keluar masuk warga dari luar daerah,” bebernya. Menyangkut beberapa informasi yang menyebar di media sosial, pihaknya mengimbau agar warga tetap tenang dan mencari sumber informasi yang dapat dipercaya. Misal masuknya wilayah Kuningan dalam zona merah, hal itu jelas-jelas tidak pernah disampaikan resmi Pemprov Jawa Barat maupun pemerintah daerah. “Itu (Kuningan masuk zona merah, red) juga bukan dari kita, Pak Gubernur juga tidak bilang seperti itu. Kalau saya mengatakan itu hoax, karena tidak pernah ada pernyataan resmi dari kami,” pungkasnya. (ags)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: