Slamet Ramadhan Makin Gemuk

Slamet Ramadhan Makin Gemuk

KUNINGAN–Sejak pelepasliaran Macan Tutul Jawa (Panthera Pardus Melas) di kawasan Taman Nasional Gunung Ciremai (TNGC) pada Juli 2019 lalu, kini kondisinya tampak sehat bahkan terlihat lebih gemuk. Hal ini diketahui usai Balai TNGC Kuningan merilis hasil rekaman kamera trap yang terpasang di sejumlah titik kawasan Gunung Ciremai. Macan Tutul Jawa yang diberi nama Slamet Ramadhan itu, dilepasliarkan oleh Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Jawa Barat bersama Balai TNGC Kabupaten Kuningan dan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI. Titik pelepasliaran menempuh jarak sejauh 7 kilometer dari permukiman warga, tepatnya dari kawasan Batu Luhur Kecamatan Pasawahan Kabupaten Kuningan. Salah seorang petugas Pengendali Ekosistem Hutan (PEH) Balai TNGC Kuningan Idin Abidin mengungkapkan, penampakan Macan Tutul Slamet Ramadhan itu terekam kamera trap yang dipasang petugas PEH dan Polisi Hutan (Polhut) Balai TNGC Kuningan. Usai penyalinan data kamera trap, terlihat beberapa penampakan hewan liar penghuni Gunung Ciremai termasuk Slamet Ramadhan. “Kami pasang tujuh kamera trap sejak April hingga November. Ada empat kamera trap sudah kami salin datanya. Kamera trap akan terus dipasang sepanjang tahun selama dua musim. “Setelah data disalin, kami ganti baterai dan dipasang lagi,” jelas Idin Abidin diamini Asep Badak, Polhut Balai TNGC Kuningan dalam keterangan persnya, Kamis (5/11). Dia menjelaskan, terdapat empat kamera yang berhasil mengabadikan 2.000 video berisi aktivitas satwa liar Gunung Ciremai terutama Slamet Ramadhan Sang Macan Tutul Jawa. “Hasil analisa data menyimpulkan, Slamet Ramadhan tampak sehat bahkan terlihat gemuk. Berarti banyak pakan di sana, kemudian Slamet Ramadhan pun terekam menandai wilayah jelajah dengan urine, feses dan cakaran,” bebernya. Idin menceritakan, Slamet Ramadhan menempati habitat hutan hujan tropis di suatu titik antah berantah Gunung Ciremai. “Ya, lokasi punggungan bukit yang tak jauh dari sumber air memang menjadi tempat favorit baginya. Tipe habitat yang ditempati sekarang sama dengan habitat asalnya, jadi betah,” ujarnya. Sementara itu, pecinta lingkungan dari Peduli Karnivor Jawa, Didik Raharyono yang kebetulan sedang berkunjung di kantor Balai TNGC turut berkomentar. Dari data series yang tadi dirinya melihat dan menyimpulkan, kalau sang macan telah mengisi relung kosong hutan yang tak ada predator sejenis dengannya. Didik mengemukakan, berdasarkan data dan pengalaman 20 tahun bergelut dengan dunia kucing besar, bahwa saat ini terdapat lima ekor macan di Gunung Ciremai. “Jelajah macan ini antara 400 sampai 600 hektare per individu. Nah, Gunung Ciremai seluas lima belas ribu hektar itu paling tidak ada lima ekor macan,” tutupnya. (ags)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: