Pasar Rakyat Muludan di Alun-Alun Kasepuhan Dihilangkan, Pihak Keraton: Kondisinya Tidak Memungkinkan Lagi

Pasar Rakyat Muludan di Alun-Alun Kasepuhan Dihilangkan, Pihak Keraton: Kondisinya Tidak Memungkinkan Lagi

Kondisi Alun-Alun Kasepuhan yang sudah bagus, tidak memungkin lagi digelar pasar rakyat muludan.-Dok Radar Cirebon-

CIREBON, RADAR KUNINGAN.COM - Warga Cirebon dan sekitarnya, tidak akan lagi merasakan kemeriahan pasar rakyat muludan di Alun-Alun Kasepuhan.

Tradisi pasar rakyat muludan di Alun-alun Sangkala Buana atau Alun-alun Kasepuhan, Kota Cirebon bakal dihilangkan.

Menurut pihak Keraton Kasepuhan, di Alun-Alun Kasepuhan tidak ada tempat untuk wahana tersebut.

Kondisi Alun-Alun Kasepuhan yang sudah bagus setelah direvitalisasi dengan anggaran Rp10,4 miliar, membuat pasar rakyat muludan di Keraton Kasepuhan terpaksa ditiadakan.

BACA JUGA:Update Terbaru Kecelakaan Tol Cipali, Sopir Truk Kabur, Tersangka Belum Ada yang Ditetapkan

Kepastian bahwa pasar rakyat muludan di Alun-Alun Kasepuhan Cirebon dihilangkan, juga disampaikan oleh Direktur Badan Pengelola Keraton Kasepuhan, Ratu Alexandra.

Dengan pasar muludan di Alun-alun Kasepuhan Cirebon yang ditiadakan, masyarakat pun tak lagi bisa menikmati hiruk-pikuknya para pedagang serta wahana permainan.

Meskipun pandemi Covid-19 telah berlalu, pihak Keraton Kasepuhan tak lagi menggelar pasar rakyat Muludan.

Kepala Badan Pengelola Keraton Kasepuhan RR Alexandra Wuryaningrat mengatakan pasar rakyat muludan kini sudah tak lagi memungkinkan digelar di Alun-alun Sangkala Buana.

BACA JUGA:Kabar Gembira! Pemkab Kuningan Buka Seleksi 1.041 PPPK, Cek Formasinya di Sini

“Alun-alunnya kan sudah direvitalisasi dan kondisinya tidak memungkinkan lagi untuk menggelar pasar rakyat muludan,” ungkap Ratu Alexandra.

Hal tersebut, lanjutnya, dilakukan untuk menjaga aset yang berada di kawasan Alun-alun Sangkala Buana agar tak rusak akibat adanya kegiatan tersebut.

Kendati demikian, kata Ratu Alexandra, pihaknya tetap akan menggelar tradisi rutin menyambut peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW.

Misalnya, tradisi siraman panjang dan buka bekasem ikan. Serta tradisi panjang jimat sebagai puncak peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW di Keraton Kasepuhan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: Radar Cirebon