Kenapa Disebut Bank Emok? Akrab dengan Emak-Emak, Bikin Pusing Bapak-Bapak

Kenapa Disebut Bank Emok? Akrab dengan Emak-Emak, Bikin Pusing Bapak-Bapak

Puluhan warga Desa Karangbaru Kuningan demi ke balai desa menuntut aparat desa setempat bertanggungjawab atas pencatutan nama warga yang dijadikan nasabah bank emok. -Tangkapan Layar Video-Ist

CIREBON, RADARKUNINGAN. COM - Bank emok atau bank keliling lebih sering terdengar di kalangan masyarakat sekarang ini, terutama untuk wilayah Jawa Barat.

Keberadaan bank emok seringkali menjadi solusi untuk mengatasi masalah keuangan secara cepat.

Namun, jika tidak mengelola secara hati-hati, keberadaan bank emok bisa menjadi bumerang bahkan menjadi petaka bagi nasabahnya.

Praktik bank emok memang dilakukan secara rumahan, petugas mendatangi rumah warga menawarkan jasa keuangan berupa pinjaman dengan syarat sangat mudah.

BACA JUGA:Ratusan Nama Warga Karang Baru 'Diwadalkan' ke Bank Emok, Camat Panggil Dua Oknum Perangkat Desa

Iming-iming bayar angsuran yang dikalkulasi secara mingguan atau bulanan yang terlihat murah, menjadi senjata para petugas bank emok menjerat calon nasabahnya.

Umumnya, bank emok mencari calon nasabah kepada emak-emak yang notabene sering berada di rumah sepanjang hari.

Bahkan karena beranggapan murah dan enteng, sering di antara para emak-emak tersebut menjadi nasabah bank emok tanpa seizin para bapak-bapaknya.

Sehingga, baru berterus terang ketika cicilan sudah menumpuk dan didatangi petugas penagihan, yang datang ke rumah nyaris setiap hari.

BACA JUGA:Isu Ramai-Ramai Pejabat Beli Tanah di Jalan Lingkar Timur Selatan, Mantan Kadis PUTR Bilang Ini

Seperti yang terjadi kepada Nur Amin, warga yang berdomisili di wilayah Kecamatan Beber, Kabupaten Cirebon ini, dipusingkan dengan banyaknya tagihan yang datang ke rumahnya.

Istrinya yang terjerat bank emok, diharuskan membayar cicilan yang ditotal sudah mencapai Rp60 juta rupiah.

"Awalnya kecil, tetapi karena istri saya minjam ke beberapa bank emok, jumlahnya jadi besar," ucap Nur Amin.

Menurut Nur Amin, apa yang dilakukan istrinya karena terpikat oleh rayuan petugas yang awalnya menawarkan pinjaman dengan syarat mudah.

BACA JUGA:TERLALU, Catut Nama Warga Ajukan Kredit, Oknum Perangkat Desa Karangbaru di Kuningan Didemo

"Jadi dia pinjam untuk menutup cicilan yang lain, tetapi malah jadi bertambah," ucapnya.

Nasi sudah menjadi bubur, kini Nu Amin harus bisa menutupi semua cicilannya ke bank emok yang menjadi kewajibannya.

"Mau gimana lagi, kenyataannya uang sudah terpakai, jadi harus dibayar," sesalnya.

Bank emok belakangan ini heboh di wilayah sekitaran Jawa Barat. Pinjaman mikro ini dianggap sebagai cara baru rentenir beroperasi.

BACA JUGA:Imbas Petani Gagal Panen, Harga Gabah di Pasaran Naik Drastis

Emok sendiri berasal dari bahasa sunda yang artinya cara duduk perempuan lesehan dengan bersimpuh menyilangkan kaki ke belakang.

Penyalur dana ini diberi nama bank emok lantaran saat terjadinya transaksi dilakukan secara lesehan dan targetnya adalah emak-emak.

Fenomena bank emok ini pun pernah menjadi sorotan Anggota Komisi XI Puteri Komarudin saat rapat dengan OJK di Gedung DPR.

Puteri sendiri mengaku sudah melakukan penyelidikan di dapilnya selama 8 bulan terkait praktik bank emok itu.

BACA JUGA:Bukan Luragung dan Ciawigebang, Ini 5 Desa TERKAYA di Kuningan dari Penerimaan Dana Desa

Ternyata banyak juga bank yang sudah mendapatkan izin dari OJK untuk melakukan praktik tersebut.

"Yang disayangkan perempuan menjadi target utama dari bank emok ini karena sanksi sosial," ujarnya di Gedung DPR, Jakarta beberapa waktu lalu.

Sebelumnya juga sudah heboh beredar tentang video emak-emak yang histeris saat ditagih uang utang oleh bank emok.

Meski video yang viral belum diketahui lokasinya, keberadaan bank emok ini telah menjamur di Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat.

BACA JUGA:Imbas Pembangunan Jalan Lingkar Timur Selatan, 15 Rumah Bakal Tergusur

Dalam praktiknya bank emok menyalurkan pinjaman kepada suatu kelompok tidak perorangan. Kelompok penerima pinjaman ini harus terdiri dari 10 orang atau lebih.

Tujuan awalnya bank emok memberikan pinjaman kepada kelompok usaha. Namun pada kenyataannya bank emok memberikan juga pinjaman kepada emak-emak untuk kebutuhan konsumtif.

Terbaru, kejadian bank emok sempat menghebohkan warga Desa Karangbaru, Kecamatan Ciwaru, Kabupaten Kuningan.

Puluhan warga Desa Karangbaru, dicatut namanya oleh oknum perangkat desa setempat untuk mengajukan pinjaman ke bank emok.

BACA JUGA:TERHARU. Kini Keluarga Hasan Punya WC, Disumbang PP Ranting Bandorasa Wetan

Atas kejadian tersebut, puluhan warga mendatangi Kantor Balai Desa Karangbaru untuk minta pertanggungjawaban.

Mereka merasa geram atas tindakan yang dilakukan aparat desa tersebut, tanpa sepengetahuan mereka.

Ketua Karang Taruna Desa Karangbaru, Hari Bagus mengungkapkan, awal kasus tersebut terbongkar setelah dirinya mendapat adanya laporan dari warga.

Setelah mendapat laporan tersebut, Hari langsung bergerak untuk melakukan klarifikasi, untuk mengecek kebenaran.

BACA JUGA:KEUKEUH, Pemkab Kuningan Ingin Membuat Jalan Baru Lingkar Timur Selatan, Ternyata Ini Penyebabnya

Dirinya bersama pemuda lain, menuju ke lokasi sebuah perusahaan kredit, dan menemukan oknum perangkat desa sedang berada di lokasi yang dimaksud. 

"Kami menanyakan ke petugas perusahaan bank emok tersebut, untuk memastikan apakah laporan warga itu benar atau tidak," kata Hari, seperti dilansir dari radarkuningan.com, Minggu, 5 Februari 2023.

Ternyata, laporan warga yang diterimanya bukan isapan jempol belaka, kejadian itu benar adanya. Sehingga memantik amarah warga untuk meminta pertanggungjawaban

"Ternyata kami menemukan data dan daftar nama warga mengajukan kredit. Ini penyalahgunaan data warga dan KTP!," tegas Hari.

BACA JUGA:4 Modus Operandi Pelaku Pencabulan, Nomor 4 Berdalih Pengobatan

Dari data yang didapat, lanjut dia, ada sekitar 90 nama warga Karangbaru tertulis mengajukan kredit. 

Angka pengajuan dari nama yang tercatat, jumlahnya bervariasi antara Rp3 juta hingga Rp4 juta per orang.

 

Hari memperkirakan, total uang yang telah dicairkan oleh oknum tersebut, mencapai puluhan juta, berdasarkan dari data warga yang tercatat sekitar 30 orang itu.*

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: