Mitos Kucing Liar yang Mati di Depan Rumah, Pertanda Masalah Keluarga hingga Kematian

RADARKUNINGAN.COM - Kita sering mendengar mitos bahwa bila seseorang menabrak kucing atau ada yang mati di depan rumah akan menjadi pertanda buruk.

Mitos kucing mati di depan lingkungan rumah pun disertai dengan anjuran untuk menguburkannya dengan layak. Apalagi bila hewan tersebut tertabrak, penabrak mesti mengubur dengan pakain yang digunakan.

Di Indonesia, memang banyak berkembang mitos seputar kucing liar maupun yang menjadi hewan peliharaan, namun tentu hal tersebut jangan sampai membuat masyarakat terhanyut.

Kendati demikian, mitos ini dibantah oleh ulama Buya Yahya dalam taushiyahnya. Menurutnya mitos demikian tidak perlu diikuti, karena kucing sama dengan hewan peliharaan maupun binatang lainnya.

BACA JUGA:Kucing Hutan Jawa, Hewan Lucu yang Ternyata Sangat Dilindungi

Ketika mati, tentu harus dikuburkan agar tidak menimbulkan aroma tidak sedap dan pada akhirnya menimbulkan masalah kesehatan.

Hewan peliharaan yang mati akan mengundang kesedihan bagi pemiliknya. Apalagi bila itu terjadi pada kucing yang sudah dipelihara dalam waktu lama.

Meski telah dianjurkan untuk tidak percaya dengan mitos, tetapi di tengah masyarakat tetap berkembang kepercayaan yang tidak jelas landasannya.

Berikut beberapa kepercayaan dan mitos yang dirangkum terkait dengan kejadian kucing yang mati di depan rumah:

BACA JUGA:5 Mitos Kucing Mati di Hari Kamis, Mahluk Jahat hingga Hilangnya Rezeki

1. Pertanda Penyakit

Banyak anggapan jika kucing liar mati di depan rumah itu adalah pertanda datangnya penyakit. Mitos ini tidak sepenuhnya benar. Karena bisa saja kucing mati tersebut bukan mati karena penyakit melainkan karena kelaparan, kehausan, dan ditabrak.

Atau kucing tersebut memang sudah tua. Usia kucing adalah 12 sampai dengan 18 tahun. Tentu sangat memungkinkan hewan ini mati karena faktor penuaan.

2. Pertanda kematian

Sumber: