Daya Jelajah Rasi dan Slamet Ramadhan Lebih Jauh dari Macan Tutul Jawa Asli Gunung Ciremai, Ini Penyebabnya

Daya Jelajah Rasi dan Slamet Ramadhan Lebih Jauh dari Macan Tutul Jawa Asli Gunung Ciremai, Ini Penyebabnya

Pemantauan macan tutul jawa Gunung Ciremai menggunakan camera trap. Dari hasil pemantauan diketahui Slamet Ramadhan dan Rasi memiliki daya jelajah yang lebih jauh.-Agus Sugiharto-radarkuningan.com

Kuningan, RADARKUNINGAN.COM – Daya jelajah macan tutul jawa hasil pelepasliaran, Slamet Ramadhan dan Rasi terpantau lebih jauh dari macan tutul asli Gunung Ciremai.

Pergerakan Rasi dan Slamet Ramadhan terpantau lewat kalung GPS Collar yang ada di leher kedua satwa hasil konservasi PPS Cikananga tersebut.

Slamet Ramadhan merupakan individu macan tutul jawa jenis bulu gelap berjenis kelamin jantan dilakukan pelepasliaran pada tahun 2019.

Sedangkan Rasi adalah individu macan tutul jawa jenis bulu terang yang berjenis kelamin betina yang dilepasliarkan tahun 2022.

BACA JUGA:Sedang Dikembangkan Mikroba Sehat untuk Pertanian Penyangga Kawasan Gunung Ciremai

Untuk memantau pergerakannya, Slamet Ramadhan dan Rasi menggunakan kalung yang mengirimkan sinyal GPS ke satelit dan sinyal radio.

Khusus untuk Slamet Ramadhan sampai dengan saat ini, kalung masih belum terlepas. Sedangkan untuk Rasi, kalungnya sudah terlepas pada Februari 2023.

Kepala Balai Taman Nasional Gunung Ciremai (BTNGC), Maman Surahman menjelaskan, dari hasil pemantauan ternyata pergerakan Rasi dan Slamet Ramadhan memiliki daya jelajah lebih jauh dari macan tutul asli Gunung Ciremai.

“Mungkin barangkali Rasi dan Slamet Ramadhan karena penghuni baru, belum ketemu teritori barunya,” kata Maman di Kantor BTNGC, kepada radarkuningan.com.

BACA JUGA:Populasi Macan Tutul di Gunung Ciremai Terdeteksi 7 Ekor, Terekam Kamera, Begini Penjelasan Kepala Balai TNGC

Terkait indikasi adanya temuan individu macan tutul jawa yang baru terdeteksi kamera pantau, Maman mengungkapkan bahwa hal tersebut adalah bentuk keberhasilan dalam proses pelestarian ekosistem.

Oleh karena itu, Maman mengajak masyarakat turut berkontrbusi dalam upaya pelestarian keanekaragaman hayati di TNGC.

“Kita mengkhawatirkan satwa mangsa. Jangan melakukan perburuan. Karena kehadiran satwa mangsa menjadi urgen bagi satwa predator. Kalau satwa mangsa tidak ada, dipastikan macan tutul akan turun ke perkampungan dan akan terjadi konflik,” tandasnya.

Oleh karena itu, dirinya berharap kepada masyarakat agar sama-sama menjaga baik satwa mangsa maupun predatornya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: