Lereng Merapi Bisa Hasilkan Rp 33 Triliun per Tahun, Bisa Jadi Tempat Belajar bagi Warga Kaki Gunung Ciremai

Lereng Merapi Bisa Hasilkan Rp 33 Triliun per Tahun, Bisa Jadi Tempat Belajar bagi Warga Kaki Gunung Ciremai

Potensi ekonomi Gunung Merapi ditaksir mencapai Rp33 triliun per tahun. -BPPTKG-radarkuningan.com

RADARKUNINGAN.COM - Luar biasa potensi ekonomi di lereng Gunung Merapi. Per tahunnya bisa menghasilkan Rp 33,04 triliun. Lokasi ini cocok jadi tempat belajar bagi warga lereng Gunung Ciremai.

Potensi sumber daya ekonomi Gunung Merapi itu diungkap oleh pakar geomorfologi terapan Fakultas Geografi Universitas Gajah Mada (UGM) Prof Sutikno, pada tahun 2007. Sekarang bisa jadi lebih besar lagi.

Karena luar biasa potensi ekonomi itu, Prof Sutikno menyebut Gunung Merapi sebagai “Kerajaan”. Seperti yang dia tulis dalam artikel yang berjudul: “Kerajaan Merapi: Sumberdaya Alam dan Daya Dukungnya”.

Nilai produksi dari sumber daya ekonomi gunung ini dihasilkan dari lahan seluas 212.438,74 hektar. Luas wilayah ini lebih dibatasi oleh banyak alur sungai yang bermata air di gunung ini.

BACA JUGA:Posisi Lowongan Kerja yang Sedang Buka Di PT Bank Mandiri, Segera Lamar Posisi Karir Ini!

Yang menarik, batas wilayah ekonomi ini, terjadi berdasarkan sebaran dari material Gunung Merapi. Termasuk lahar yang dibawa melewati alur sungai-sungai yang ada di sana.

Namun, wilayah ini meliputi 4 Kabupaten di Daerah Istimewa (DI) Jogjakarta dan 6 di Provinsi Jawa Tengah.

Sutikno menyebutkan, nilai produksi dari sumber daya ekonomi di Kerajaan Merapi per tahun mencapai Rp 33,04 triliun. Terdiri dari 7 sektor perekonomian andalan.

Dari pertanian Rp 2,15 triliun, perkebunan Rp 24,98 triliun, dan peternakan Rp 1,35 triliun. Kemudian perikanan Rp 4,53 triliun, kehutanan Rp 6,82 miliar, pertambangan Rp 396 juta, dan pariwisata Rp 1,8 miliar. 

BACA JUGA:Bandara Kertajati Ditawarkan ke Asing, Kali Ini ke Uni Emirat Arab

Yang luar biasa, nilai perekonomian dari salah satu gunung teraktif di dunia, paling besar justru disumbangkan oleh pertanian dan perkebunan. 

Dua sektor andalan tersebut memang mengandalkan tangkapan air dari gunung tersebut. Ditambah abu Merapi yang bisa menjadi pupuk alami bagi lahan pertanian dan perkebunan.

Misalnya saja, warga lereng Gunung Merapi bisa memanen padi 3 kali dalam setahun. Tentu sangat berbeda jauh dari para petani asal daerah itu yang ditransmigrasikan ke Lampung Tengah. 

Di daerah transmigrasi tersebut hanya bisa panen padi rata-rata 1 kali dalam setahun. Itupun sudah dibantu irigasi yang dibangun zaman Orde Baru.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: