'Durian Sumarna' Ada Lebih dari 20 Varian, Ditanam di Lereng Gunung Ciremai, Lezatnya Tak Ada Duanya

'Durian Sumarna' Ada Lebih dari 20 Varian, Ditanam di Lereng Gunung Ciremai, Lezatnya Tak Ada Duanya

Durian Sumarna yang dibudidayakan di Desa Teja, Kecamatan Rajagaluh, Kabupaten Majalengka. -Dokumentasi-radarkuningan.com

BACA JUGA:Tak Boleh Kencing Sembarangan dan Harus Hentakkan Kaki 3 Kali, 2 Hal Harus Diketahui Pendaki Gunung Ciremai

Karena itu, di kebun ini tidak setiap hari bisa memanen durian yang matang. Apalagi durian yang jatuhan, harus menunggu buah tersebut masak di pohon.

Dia juga menjelaskan, di wilayah Kecamatan Rajagaluh memang menjadi lumbung pembibitan buah, termasuk segala jenis durian. Namun, jarang yang mau serius membudidayakan tanaman durian. 

“Di sekitar sini mungkin hanya saya sendiri yang mau membudidayakan durian komersil. Padahal di sini pusatnya bibit durian,” tandas pria lulusan salah satu SMA swasta di Majalengka ini.

Dia juga mengakui, membudidayakan buah durian memang membutuhkan kesababaran. Rata-rata dari menanam hingga bisa dipanen membutuhkan waktu sekitar 5 tahun. Walaupun ada juga yang 3 tahun sudah mulai belajar berbuah.

BACA JUGA:Dari Harimau Mata Satu, Nini Pelet hingga Batu Lingga, 3 Cerita Mistis Gunung Ciremai yang Melegenda

Menurutnya, tidak gampang membudidayakan durian itu. Banyak syarat yang harus dipenuhi. Yang paling utama adalah lokasi tanahnya memang cocok untuk budidaya durian. Selain itu juga harus memiliki kecukupan air. Karena untuk pertumbuhan dan perawatan tanaman membutuhkan banyak air.

Setelah itu baru pemilihan bibit. Yang satu ini tidak boleh main-main. Harus mencari bibit yang bersertifikat. “Bibit yang aman adalah yang tingginya sekitar 2 meter atau lebih, tapi harus memiliki sertifikat,” tutur pria yang sudah dikaruniai 2 anak tersebut.

Juga harus rutin melakukan pemupukan dan pengobatan dengan baik dan benar. Baik untuk tumbuhan tersebut, benar memilih pupuk dan obat-obatannya.

Yang terpenting, agar budidaya durian seperti yang diharapkan, harus memiliki sumberdaya manusia untuk merawatnya. “Tidak bisa hanya sekadar hobi atau selingan saja. Harus ada orang yang dari hari ke hari menekuni dan merawat tanaman durian,” tegasnya.

BACA JUGA:Sudah 7 Individu Terpotret Kamera, Macan Tutul Jawa Gunung Ciremai Makin Eksis

Ada satu syarat lagi yang juga jangan ditinggalkan jika ingin memiliki kebun durian. Lokasi kebun tersebut selain ditunggu, juga harus dekat dengan pemukiman warga. Karena tingkat pencurian durian budidaya itu sangat tinggi.

“Jangan disamakan dengan durian hutan yang pohonnya besar-besar dan tinggi-tinggi. Sulit orang untuk mencuri durian tersebut. Durian budidaya itu, pohonnya pendek-pendek, gampang untuk dipetik. Bahkan ada yang buahnya menyentuh tanah,” ungkapnya lagi.

Inilah “Durian Sumarna”.  Puluhan varian durian lezat lahir dari tangan Nang Sumarna. Walau sebagian bibit impor, tapi bisa tumbuh, besar dan berbuat lebat di kebun miliknya.

Dia menekuni budidaya durian memang bermula dari hobi menyantap buah yang satu ini. Dari hobinya tersebut, dia tekuni dengan memperluas wawasan tentang budidaya durian. Sekarang dia sudah menikmati dari hobinya itu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: