Selama Bulan Kapit, Buya Syakur Yasin Punya Tradisi yang Unik, Menyendiri Selama 40 Hari di Tengah Hutan

Selama Bulan Kapit, Buya Syakur Yasin Punya Tradisi yang Unik, Menyendiri Selama 40 Hari di Tengah Hutan

Buya Syakur Yasin memiliki tradisi unik setiap Bulan Kapit. -Istimewa-radarkuningan.com

RADARKUNINGAN.COM - Ada tradisi unik yang dilakukan oleh Prof Dr KH Abdul Syakur Yasin MA atau Buya Syakur. Dia rutin menyendiri di tengah hutan selama 40 hari di bulan kapit. 

Tradisi itu oleh pengasuh Ponpes Cadangpinggan Kertasmaya, Kabupaten Indramayu ini, disebut dengan istilah Tetapa. Istilah itu sangat akrab di wilayah Kecamatan Kertasmaya dan sekitarnya.

Pengakuan ini disampaikan sendiri oleh ulama humanis ini. “Saya punya tradisi bertapa di hutan selama 40 hari di Bulan Kapit,” ungkap KH Buya Syakur Yasin seperti yang dicuitkan oleh akun @BincangSyariah melalui media sosial X belum lama ini.

Bulan Kapit atau Apit itu disematkan pada bulan Dzulqa'dah. Bulan itu sebenarnya oleh masayarakat Jawa ditujukan kepada bulan di antara 2  hari raya Idul Fitri dan Idul Adha. Rentang waktu itu diyakini sebagai bulan yang membawa bala dan kesialan.

BACA JUGA:Sebelum Meninggal, Buya Syakur Yasin Bicara Indonesia yang Damai, tapi Sering Pakai 'Ayat-ayat' Perang

Sementara bagi Buya Syakur, tradisi menyendiri atau tetapa itu dilakukan antara bukan Zulqiudah hingga Riyaya Agung atau Hari Raya Idul Adha. Salah satu tujuan tetapa itu adalah untuk meningkat kecerdasan diri.

Mengenai tradisi tersebut, oleh masyarakat sekitar dianggap aneh. Buya dicurigai ingin mencari kekayaan dan kesaktian. “Dikiranya orang bertapa itu untuk cari kaya, cari kesaktian,” ungkap Buya Syakur.

Sebenarnya, bukan Buya saja yang memiliki tradisi menyendiri. Masyarakat di berbagai tempat pun banyak melakukan tradisi itu. Hanya saja istilahnya yang berbeda-beda.

Menurutnya, ada beberapa istilah menyendiri di berbagai tempat. “Orang Arab namanya tahannuts. Imam Ghazali menamakannya uzlah,” ungkap Buya.

BACA JUGA:Bukan Hanya Rabies, Ini Dia 5 Jenis Penyakit Kucing yang Paling Sering Dijumpai

Sementara itu, lanjutnya, tradisi menyendiri bagi orang Susukan Kabupaten Cirebon menamakannya tetirah. Sedangka bagi orang Kertasmaya, Indramayu menamakannya tetapa.

Buya pun menjelaskan, ketika Nabi Muhammad menerima wahyu di Gua Hira, itu tercatat di antaranya dalam shahih Bukhari. “Tapi mungkin sebagian dari kita ada yang bertanya, mengapa Nabi Muhammad menerima wahyu di gua, bukan di masjid?” Tanya Buya.

Menurut ulama kelahiran Indramayu ini, semua orang besar dan sukses itu selalu mendapatkan inspirasi dalam kesendirian. Di manpun dalam sejarah manusia.

Kesuksesan seperti Konfusius, Sidarta Gautama, Napoleon Bonaparte, Alexander The Great, Nabi Khidir, Nabi Musa, Nabi Ibrahim, Nabi Ilyas, dan semua orang-orang besar, di antaranya karena menyendiri.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: