Kisah Buyut Wiranggawana dan Istri Wedana Kuningan yang Sakit, Sejarah Berdirinya Desa Cibingbin

BACA JUGA:Menjijikan Penyakit Kucing Dapat Menular Kepada Manusia, Ayo Ketahui 3 Penyakit Ini!

Di lahan yang dibuka itu, Buyut Wiranggawana membuka permukiman dan penduduknya terus bertambah.

Salah satu tempat di daerah itu diberi nama Dayeuhcariang. Di situ, Buyut Wiranggawana menjadi ngabehi selama kurang lebih 9 tahun.

Posisi tersebut kemudian digantikan oleh putranya yang bernama Suraatmaja dan dikenal juga dengan nama Buyut Nursalim.

Wilayah Dayeuhcariang sendiri saat ini berupa areal persawahan yang sangat luas. Bukan lagi tempat permukiman seperti dulu.

BACA JUGA:Cobain Deh! 5 Bakso Enak di Kuningan, Nomor Lima Idola Banget!

Sebagai bukti atau artefak tinggalan sejarah, sampai dengan saat ini masih terdapat makam dari Buyut Nursalim di wilayah desa tersebut.

Makam tersebut berbentuk bangunan sederhana dan memiliki atap. Bangunan tersebut bercat kombinasi antara biru pastel dan kuning.

Kuburan ini berada di tengah-tengah areal persawahan Dayeuhcariang dan masih terawat dengan baik.

Dari Dayeuhcariang yang dipimpin seorang ngabehi tersebut, kemudian lahirnya Desa Cibingbin.

BACA JUGA:Masih Remaja dan 1 Jantan, Dugaan 3 Macan Tutul Penghuni Baru Gunung Ciremai, Bukan Slamet Ramadhan?

Saat ini, wilayahnya dipimpin oleh Pemerintah Desa Cibingbin dengan batas wilayah yakni sebelah utara berbatasan dengan Desa Citenjo, sebelah selatan Desa Sukaharja, sebelah barat Desa Sukamaju dan sebelah timur Desa Pananggapan, Provinsi Jawa Tengah.

Desa Cibingbin  memiliki luas permukiman yang mencapai 114,370 hektare dengan luas perawahan mencapai 253,300 hektare dan luas perkebunan 60,450 hektare. Kemudian terdapat hutan lindung dengan luas 144,500 hektare.

Itulah sejarah Desa Cibingbin, Kecamatan Cibingbin, Kabupaten Kuningan yang berbatasan langsung dengan Provinsi Jawa tengah. (*)

Sumber: