Kisah Wangsit Larangan Poligami dari Leluhur Menjadi Asal Usul Desa Sagaranten Kuningan, Begini Ceritanya

BACA JUGA:5 Jenis Sirih Gading Inilah yang Cocok Dijadikan Dekorasi Indoor, Memiliki Warna Beragam dan Indah Loh!

Imbasnya terjadi konflik keluarga diantara istri muda dan istri tua tersebut, termasuk suaminya yang melakukan poligami.

Atas kejadian tersebut ada sebuah kali yang dinamakan Cisagara berdasarkan tragedi tersebut.

Untuk mencegah tragedi tersebut terulang, sesepuh desa mengeluarkan sebuah wangsit atau supata kepada anak cucunya.

Yakni, anak cucu atau turunan warga Desa Sagaranten dilarang melakukan poligami agar tidak berkonflik.

BACA JUGA:Berikut 5 Cara Merawat Kucing agar Hidup Lebih Lama, Anabul Jadi Panjang Umur

Adanya wangsit atau larangan tersebut, masih dipercaya sampai dengan saat ini. Bahkan menjadi pegangan bagi penduduk desa.

Sementara pada arsip dari Pemerintah Desa Sagaranten, pemekaran desa ini terjadi pada Bulan Maret 1982.

Ketika itu, nama kampung Sagara diubah menjadi Desa Sagaranten. Penambahan kata 'ten' diambil dari hasil bumi dari desa tersebut yakni kacang banten.

Hasil pertanian ini, dulu sangat terkenal di Desa Sagara yang kemudian berubah menjadi Desa Sagaranten.

BACA JUGA:Kenapa Kucing Minta Makan Terus? Padahal Masih Ada Sisa Dipinggir Mangkuknya Loh, Inilah 3 Solusinya!

Kuwu atau kepala desa pertama yang menjabat di Desa Sagaranten adalah Gandadisastra pada tahun 1982-1984.

Kemudian diteruskan oleh W Rukanta pada tahun 1985 sampai dengan 1993, Tarmudi pada tahun 1993-1994 berstatus PJS, Rukman di tahun 1994-1995 berstatus PJS dan seterusnya.

Itulah kisah asal usul Desa Sagaranten di Kecamatan Ciwaru, Kabupaten Kuningan yang bermula dari sebuah kampung bernama Sagara.

Sumber: