Minuman Sari Cabai dan Abon Cabai, Inovasi Petani Desa Seda Sempat Tembus Sumatera
Inovasi petani Desa Seda dalam membuat minuman yang berbahan dasar cabai. Namun sayang prosuksi tersebut kini terhenti.-Andre Mahardika-Radar Kuningan
KUNINGAN, RADARKUNINGAN.COM - Inovasi yang dilakukan petani cabai Desa Seda, Kecamatan Mandirancan, Kabupaten Kuningan, sempat menembus pasar Sumatera.
Namun sayang, Minuman Sari Cabai dan Abon Cabai buatan petani Desa Seda itu, kini sudah berhenti prosuksi.
Masalah permodalan dan masih bingung cara memasarkannya, membuat produksi yang digagas tahun 2016 lalu itu, kini berhenti operasi.
Suhandi, salah satu pengagas ide tersebut, membeberkan proses pembuatan minuman dan abon yang terbuat dari bahan dasar cabai.
Cabai yang digunakan untuk minuman dan abon, merupakan jenis cabai beauty yang dihasilkan dari lahan pertanian di Desa Seda.
BACA JUGA:Bupati Kuningan Serahkan SK BLUD untuk Tenaga Kesehatan dan Fungsional
Cabai yang sudah dipilih direbus hingga matang dan diambil sarinya, kemudian didiamkan selama satu hari satu malam sebelum nantinya dimasukan ke dalam kemasan botol.
"Minuman Sari Cabai, prosesnya cabai segar direbus, diambil sarinya, didiamkan satu hari satu malam, baru dikemas," jelas Suhandi.
Untuk memproduksi minuman dan abon yang terbuat dari cabai, Suhandi mengaku dilakukan ketika harga pasar sedang turun.
"Kebetulan kita di kelompok ada budidaya cabai besar, disitu kita kadang-kadang produksinya saat harga cabai turun, kita aktif produksinya," imbuhnya.
Dijelaskan Suhandi, untuk satu botol kemasan 250 mililiter, minuman sari cabai dijual Rp5 ribu, hingga naik perlahan menjadi Rp8 ribu pada tahun 2019.
BACA JUGA:Sari Cabai, Minuman Inovasi Warga Seda yang Terhenti Akibat Kesulitan Pemasaran
Dari satu kilogram cabai, sambung Suhandi, dapat diproduksi menjadi 50 botol minuman siap jual.
"Isinya 250 mili, harga jualnya kalau dulu 5 ribu, sampai naik perlahan hingga 8 ribu," jelasnya.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:
