Perhutani Kuningan Siagakan Personel, 24 Jam Pantau Zona Rawan Bencana

Perhutani Kuningan Siagakan Personel, 24 Jam Pantau Zona Rawan Bencana

Perhutani Kuningan menempatkan sejumlah personel 24 jam di beberapa titik rawan bencana untuk memantau situasi.-Bubud Sihabudin-Radar Kuningan

KUNINGAN, RADARKUNINGAN.COM - Perhutani KUNINGAN menempatkan sejumlah personel untuk siap siaga di sejumlah zona rawan bencana hidrometeorologi.

Mereka ditempatkan di sejumlah titik, untuk memantau selama 24 jam terhadap potensi bencana yang bisa mengancam keselamatan.

Siaga bencana dalam 24 jam, merupakan tindaklanjut Perum Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Kuningan, usai mengikuti Apel kesiapsiagaan bencana hidrometeorologi yang digelar Pemerintah Kabupaten Kuningan, Selasa 4 November 2025 kemarin.

Perum Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan Kuningan, memperketat patroli di seluruh kawasan hutan. Bahkan menyiagakan personel selama 24 jam di titik rawan. 

Langkah ini diambil untuk mengantisipasi potensi bencana longsor dan banjir di tengah meningkatnya curah hujan di wilayah setempat.

BACA JUGA:Dari DAK Jalan Aspirasi, Ini Lima Ruas Jalan yang Akan Direhabilitasi Tahun 2026

Administratur KPH Perhutani Kuningan, Ardhani Cahyaji, mengatakan, pihaknya telah mengidentifikasi sejumlah titik rawan bencana di wilayah kerja seluas hampir 29 ribu hektare. 

Titik-titik tersebut di antaranya berada di kawasan Subang, Jambe, dan Gunung Aci yang masuk wilayah Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan (BKPH) Garawangi serta Luragung.

"Untuk Perhutani sendiri, kami sudah mengantisipasi potensi bencana sejak awal," Ardhani Cahyaji, Rabu 5 November 2025.

Ditegaskan Ardhani, personel yang ditempatkan di sejumlah titik, tidak hanya dilakukan saat musim hujan.

Menurutnya, setiap musim memiliki potensi bencana berbeda yang sering tidak terdeteksi jika personel tidak siaga setiap waktu.

BACA JUGA:Dari DAK Jalan Aspirasi, Ini Lima Ruas Jalan yang Akan Direhabilitasi Tahun 2026

"Tidak hanya musim hujan, tetapi juga saat kemarau lalu, ketika ada ancaman kebakaran hutan. Setiap bagian hutan sudah memiliki pos siaga dan tim patroli," ujar Ardhani.

Menurutnya, meski puncak musim hujan diprediksi terjadi pada Desember hingga Januari, patroli rutin terus dilakukan untuk memantau kondisi hutan, terutama di kawasan dengan kemiringan tinggi dan risiko longsor besar. 

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber: