Teti Tujuh Tahun Terbaring Kaku, Seluruh Persendian Sudah Menyatu

Jumat 07-02-2020,08:30 WIB
Reporter : Leni Indarti Hasyim
Editor : Leni Indarti Hasyim

Sudah 12 tahun Tety Darmiati (32) mengidap menyakit aneh. Warga Desa Ciporang, Kecamatan Maleber, itu sehari-harinya dihabiskan dengan berbaring kaku di ranjang. Sekujur tubuh Tety kini sudah kaku seperti sebongkah kayu, sehingga sudah tidak memungkinkan lagi untuk bangun apalagi berjalan. M TAUFIK, Kuningan Untuk kebutuhan makan dan mandi, Tety dibantu salah satu kakak iparnya Arum. Arum yang mengganti popok Tety setiap hari dan menyediakan makan pagi, siang dan sore. Namun demikian, Tety tak ingin selalu merepotkan kakak iparnya tersebut. Sehingga untuk makan, Tety bisa sendiri dengan cara nasi yang sudah dibungkus plastik bening digantungkan di garpu yang sudah diikatkan pada sebatang tongkat bambu. \"Tety sukanya makan nasi putih dengan lauk telur ceplok. Kemudian dia akan makan nasi dari plastik yang sudah dilubangi bagian bawahnya, sedikit demi sedikit sampai habis,\" ujar Arum kepada Radar. Arum mengaku, meski Tety hanya adik ipar, namun dia sangat sayang sehingga tak tega meninggalkannya begitu saja. Dia mengurus Tety sejak tujuh tahun terakhir saat penyakit anehnya membuat Tety tak bisa lagi bangun dan terbujur kaku hingga sekarang. Sehari-harinya Tety hanya bisa berbaring lemah dan sekujur tubuh kaku akibat seluruh sendi tulangnya hampir menyatu. Tety menceritakan, sakit aneh yang dideritanya saat masih berusia 19 tahun tersebut bermula dari benjolan kecil di bagian bokongnya. \"Awalnya saya mengira hanya bisul biasa. Namun semakin hari sakitnya semakin hebat hingga kemudian badan saya menjadi lemah, kemudian tidak bisa berjalan, dan sekarang hanya bisa tiduran,\" ujar Tety kepada Radar, kemarin. Kondisi Tety terparah terjadi sekitar tujuh tahun yang lalu. Jika sebelumnya hanya tangan kanannya yang tidak bisa bergerak, secara perlahan merembet ke bagian tubuh lainnya hingga akhirnya total seluruh tubuhnya menjadi kaku seperti kayu. Kini Tety sudah tidak punya orang tua. Dua kakak kandungnya yang laki-laki kini sudah terpisah jauh dan tak ada lagi komunikasi, sehingga kini tinggal bersama keluarga salah satu kakak laki-lakinya. \"Alhamdulillah pada tahun 2017 lalu saya ditemukan oleh Komunitas Rampak Polah dan membawa ke RSU El Syifa. Selama beberapa hari menjalani perawatan di rumah sakit, kemudian boleh pulang. Awalnya dokter menduga saya menderita penyakit TB tulang, tetapi dari hasil cek laboratorium ternyata negatif. Dan sampai sekarang saya masih seperti ini, tidak bisa bangun hanya beberapa jari tangan yang bisa bergerak,\" ujar Tety. Tety pun merasa bersyukur, penderitaan hidupnya kini mendapat perhatian dari komunitas pegiat sosial dari Jaring Pengaman Ummat (JPU) Kuningan yang rutin memberikan bantuan segala kebutuhan hidupnya setiap bulannya seperti popok, tisu basah dan kering, biskuit dan buah-buahan untuk asupan gizinya. Selain itu juga ada bantuan beras dari Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Kuningan. \"Saya sangat berterima kasih untuk teman-teman dari JPU dan Rampak Polah yang sudah membantu saya. Saya hanya bisa berdoa semoga segala kebaikan ini dibalas oleh Allah SWT berlipat ganda,\" tuturnya sembari meminta doa untuk kesembuhannya. (*)

Tags :
Kategori :

Terkait