KUNINGAN- Belasan mahasiswa di negara Sudan, asal Kabupaten Kuningan, Jawa Barat, meminta pemerintah daerah turut memperhatikan kondisinya yang tengah menimba ilmu, di Republik Sudan. Di negara Liga Arab yang terletak di timur laut Benua Afrika tersebut, mereka merasakan kesedihan mendalam akibat kebijakan Lockdown Sudan akibat Coronavirus Desease, atau Covid 19. “Kesusahan kami di sini sebenarnya lebih pada kebutuhan logistik, dan uang tunai. Kita juga sepertinya perlu obat-obatan,” aku Zaidan Izzatulhaq Aljundi, mahasiswa Internasional University of Africa Sudan, asal RT 01/03 Dusun Pahing, Desa Cikeusal, Kecamatan Cimahi, ini, via sambungan seluler, Selasa (26/5) kepada Radar. Akibat Covid 19, kondisi Sudan aslinya tengah krisis ekonomi berkepanjangan. Gas dan bahan bakar minyak juga langka. Ditambah lockdown seperti ini. Keadaan semakin parah, kriminalitas pun semakin meningkat. Akses ke rumah sakit juga sulit. Ia bersama belasan mahasiswa asal Kuningan, Jawa Barat lainnya, yang kebanyakan kuliah di International University of Africa, University of Holy Quran and Islamic Science dan Omdurman Islamic University kerapkali bersama, membahas sekaligus mencari solusi atas kondisi Republik Sudan saat ini. Pulang ke Indonesia, tentu sangat tidak mungkin. “Kita tidak tahu keadaan ke-depan seperti apa, mengingat kasus Covid-19 di sini terus meningkat setiap hari. Per hari ini saja, tercatat total 1.818 kasus. Sepertinya, lockdown juga diperpanjang,” keluh Zaidan Diakui, mahasiswa asal Kuningan, dan asal Jawa Barat umumnya yang tengah kuliah di Republik Sudan merasa sangat iri dengan mahasiswa asal provinsi lain di Indonesia. Beberapa provinsi sudah menyumbangkan bantuan ke mahasiswanya. Semisal Provinsi Jawa Tengah, melalui Baznas mengirimkan sekitar Rp71 juta, Provinsi Riau sekitar Rp300 juta dari uang saku pejabat-pejabatnya. “Sedangkan dari Provinsi Jawa Barat bagi kami-kami ini belum ada sama sekali. Apa mungkin, karena kasus Covid-19 di Jawa Barat terlampau banyak,” tanya Zaidan Disebutkan, jumlah mahasiswa Kuningan di Republik Sudan ada belasan. Yang sudah diketahui laki-laki yang sering berkumpul ada 10 orang. Sedangkan akhwat atau perempuan, belum bisa dipastikan jumlahnya karena kesulitan komunikasi. Zaidan mewakili mahasiswa Republik Sudan asal Kuningan, memohon pemerintah daerah turut memperhatikan mahasiswanya di Sudan, yang juga merupakan masyarakat Kuningan. Keadaan Sudan saat ini, ditegaskan Zaidan, mengerikan. Keadaan semakin tidak menentu. “Sebagai mahasidswa, kami sudah meminta ke Duta Besar di Khartoum agar kami dievakuasi, tapi mentok di dana. Maka dari itu, kita inisiatif meminta dana ke Pemkab Kuningan untuk kita. Kalaupun bukan evakuasi, setidaknya keseharian kita terjamin,” pungkas jebolan Madrasah Aliyah (MA) Husnul Khotimah Manis Lor tahun 2015 ini. (tat)
Belasan Mahasiswa Kuningan di Sudan Afrika “Menjerit” Minta Perhatian Pemda
Selasa 26-05-2020,10:48 WIB
Editor : Leni Indarti Hasyim
Kategori :