Kabupaten Kuningan kini memiliki tempat baru bagi para mancing mania yang merindukan \"pesta strike\" di kail pancingnya. Kolam yang berdaya tampung sekitar 100 pengunjung ini dinamai pemiliknya dengan nama Kolam Pemancingan Putra Bacheo, Desa Gunung Karung, Kecamatan Luragung. Bubud Sihabudin, Luragung Di seantaro Kota Kuda, kolam pemancingan jumlahnya sudah bejibun. Tak hanya di pusat kota, lokasi pemancingan ini juga menyebar hingga pelosok desa. Banyak pemilik modal yang membuka kolam pemancingan, meski tahu persaingan bisnis di dunia pemancingan cukup keras. Seperti pepatah lama, hilang satu tumbuh seribu. Dan itu pula yang terjadi di bisnis pemancingan. Banyak kolam pemancingan yang gulung tikar lantaran tak sanggup menghadapi kerasnya persaingan, namun banyak pula yang membuka usaha jenis ini. Untuk bisa bertahan, para pemilik kolam pemancingan menawarkan berbagai bonus. Termasuk juga tiket memancing yang murah, serta menyediakan pesta strike. Salah satu kolam pemancingan yang rutin menggelar pesta strike lele dumbo yakni Kolam Pemancingan Putra Bacheo, Desa Gunung Karung, Kecamatan Luragung. Lokasi kolam pemancingan yang berada tak jauh dari jalan Luragung-Cidahu itu menjadi jugjugan para pemancing. Banyak warga yang menjajal pancingnya di kolam ini tak kesulitan mendapat lele berukuran besar, lebih dari satu kilo per ekornya. Alhasil keseruan pun terjadi. Pemancing harus berupaya sekuat tenaga mengendalikan bagian joran dan kuatnya tarikan senar saat terjadi perlawanan ikan lele dumbo. Sensasi menarik lele berukuran raksasa dari dalam air itulah yang membuat para pemancing terpikat. Kolam Pemancingan Putra Bacheo ini baru saja launching, Rabu (23/9). Launching ini dihadiri oleh Muspika Luragung dan jajaran Pemdes Gunung Karung. Areal pemancingan seluas 1.500 meter persegi ini dibuka untuk umum. \"Alhamdulillah, saya bekerjasama dengan Pak Haji Castam telah menyelesaikan pembangunan kolam ini. Awalnya, satu kolam ikan mas berdaya tampung 40 orang. Sekarang semakin lengkap dengan kehadiran kolam lele dumdo berdaya tampung sekitar 65 orang,\" terang Riki Muhamad Dewantara, pemilik Kolam Pemancingan Putra Bacheo. Riki yang juga pencinta kesenian tradisional Sunda itu memanfaatkan momen peluncuran kolamnya dengan menghadirkan seni Kacapi Suling. Alunan musik tradisional dari Bacheo grup pimpinan H Dadan Bardan SPd ini menggema hingga siang hari. \"Saya sangat menyukai kesenian Sunda, di antaranya kecapi suling. Insya Allah, di tiap acara besar (mancing), kesenian Sunda akan saya tampilkan. Selain upaya pelestarian, ini juga untuk hiburan bagi pengunjung kolam pemancingan. Saya juga berharap, kehadiran kolam pemancingan ini dapat membantu meningkatkan perekonomian warga setempat. Apalagi seluruh karyawan kolam pemancingan yang direkrut berasal dari warga sekitar,” katanya. Lokasi kolam pemancingan ini memberikan beberapa manfaat seperti diungkapkan H Castam, yang juga bagian dari pengelola. “Sebelum ada pemancingan, jalan di sini sepi karena lokasinya merupakan kebun dan pesawahan, dan juga minim penerangan. Keberadaan kolam membuat suasana jalan lebih terang dan tidak sepi lagi di malam hari. Di sini juga mulai ada warga yang berjualan, tepat di bagian depan pemancingan,\" sebut H Castam. (*)
Pesta Strike, Kolam Putra Bacheo Seru Tawarkan Lele Dumbo
Jumat 25-09-2020,11:28 WIB
Editor : Leni Indarti Hasyim
Kategori :