Pernah suatu ketika ada kecelakaan di jalur tersebut yang mengakibatkan satu keluarga meninggal dunia akibat tertabrak bus dari Kuningan.
Korban yang konvoi menggunakan lima sepeda motor itu hendak menghadiri undangan hajat kerabatnya yang melewati jalan Desa Wanayasa.
Tapi entah kenapa, bus nyelonong dan menghantam rombongan pengendara sepeda motor yang berada di bahu jalan dan menyeretnya hingga berhenti di bantaran sungai. Padahal jalanan masih terhitung sepi.
Pada saat evakuasi korban, mobil bus tersebut tidak mau terangkat meski alat berat sudah didatangkan tiga unit.
BACA JUGA:Bulog Distribusikan Jagung Bersubsidi bagi Peternak Ayam
Saya ikut membantu korban yang saat itu terjepit badan bus dan keadaannya masih hidup, tetapi ketika badan bus mau diangkat, jatuh lagi dan menimpa si korban, terus berulang-ulang hingga tiga kali mungkin,” tutur Wahid.
Dirinya sampai harus rela berlumuran darah korban yang saat itu meninggal di pangkuannya ketika dibawa ke rumah sakit.
“Kalau waktu itu bisa cepat terlepas dari jepitan badan bus mungkin masih bisa terselamatkan,” paparnya, menceritakan seputar Tugu Perbatasan Kuningan Cirebon tersebut.
Pada saat kejadian itu, dua orang meninggal di tempat dan satu lagi meninggal dalam perjalanan ke rumah sakit, semuanya masih satu keluarga.
BACA JUGA:Cairan Merah di Sungai Cimeta Bukan Limbah B3
Cerita lain dituturkan Dicky yang juga merupakan pengendara ojek pangkalan Wanayasa, dirinya sempat membawa penumpang yang minta diantar ke daerah Sedong, tetapi penumpang tersebut minta turun di sebuah kebun yang jauh dari pemukiman warga.
Selesai transaksi ongkos ojek, Dicky tidak bisa menemukan jalan pulang hingga dirinya harus putar-putar tidak tentu arah.
“Saat itu sekitar jam tujuh pagi, dan saya bawa penumpang ke arah Sedong, setelah penumpang turun, saya seperti linglung tidak tahu jalan,” kata Dicky.
Hingga akhirnya ada suara adzan, dan dirinya memutuskan mengikuti suara itu hingga bisa menemukan jalan kembali.
BACA JUGA:PMII Pertanyakan Kuningan Maju, Demo di Depan Kantor Bupati
“Dari pagi saya muter-muter ngak tentu arah hingga dzuhur,” ujarnya sambil menghisap sebatang rokok sambil mengingat kejadian yang pernah dialaminya itu.