Punya 8 Kambing, Kreatif Anyam Rotan

Radarkuningan.com, KUNINGAN- Tinggal di desa, tak menyurutkan semangat Iwan (30) untuk mencari nafkah. Di kalangan tetangganya, bapak dua anak itu terkenal rajin berusaha guna menafkahi keluarga kecilnya. Pagi sampai siang, Iwan disibukkan mencari rumput untuk pakan ternak kambingnya. Selepas Dzuhur sampai menjelang Maghrib, Iwan kembali bekerja menganyam rotan di teras rumah orang tuanya. 

BACA JUGA:Siaran Omni

Rutinitas itu dilakukan warga Blok Wage, Desa Singkup, Kecamatan Japara, Kabupaten Kuningan. Iwan mengaku, upah dari kerja sambilan nganyam rotan cukup untuk kebutuhan sehari hari. Dalam sepekan, dia mampu menyelesaikan enam sampai tujuh kursi anyaman rotan yang dikirim pihak perusahan dari Cirebon. "Alhamdulillah dalam seminggu saya bisa menyelesaikan anyaman kursi sebanyak tujuh buah. Upahnya lumayan. Satu kursi dihargai 60 ribu. Pihak perwakilan perusahaan biasanya ngambil kursi yang sudah jadi setiap minggu. Dan mereka langsung membayar upah sesuai jumlah kursi yang sudah selesai dikerjakan. Seminggu saya bisa dapat upah 400 ribuan," jelas Iwan.

BACA JUGA:Enam Anggota Khilafatul Muslimin Asal Kuningan Ikrar Setia NKRI

Iwan menjelaskan, hampir setahun, dia bersama sejumlah warga di desa tersebut bekerja sambilan menjadi perajin anyaman rotan. Awalnya dia mendapat pelatihan cara menganyam dari pihak perwakilan perusahaan. "Tadinya saya awam soal anyam menganyam. Maklum pekerjaan ini belum pernah saya alami. Saya sebelumnya merantau ke Jakarta, tapi ngga betah. Kemudian pulang ke desa ternak kambing," katanya.

BACA JUGA:Polisi Ringkus Pasangan Suami Istri Jualan Tramadol

Jumlah kambing miliknya sempat mencapai 15 ekor. Namun karena sulitnya mencari rumput, akhir dia terpaksa menjual beberapa kambingnya. "Mencari rumput di desa saya terutama saat musim kemarau, cukup sulit. Terpaksa kambing saya dijual sebagian. Kini  kambing saya tinggal 8 ekor. Saya juga menyewa lahan dari pak kades untuk ditanami rumput gajah. Kalau tidak nyewa lahan, susah nyari rumputnya," sebut Iwan seraya tangannya yang terampil terus menganyam kursi rotan. (agus)