Apalagi, agama adalah ranah privat di mana setiap orang punya privasi. Sehingga sifatnya sangat personal.
"Kita tidak berhak juga, untuk masuk ke dalam ruang privat keyakinan orang lain. Sekalipun saudara kita," tandasnya.
Di Cigugur Kuningan, kata dia, rasa kerukunan tersebut sudah lama terbangun. Sebab, prinsip yang ditekankan adalah membangun saling pengertian satu sama lain.
"Ya di Cigugur itu kami semua memiliki prinsip. Bahwa hidup itu tidak mencari satu pengakuan, tapi membangun satu pengertian," ungkapnya.
BACA JUGA:Bandara Kertajati 'Rasa' Husein, Banyak Rute Penerbangan Tak Beroperasi Setiap Hari
Dia bersyukur dalam lingkungan keluarga masih bisa saling menghargai menjalankan kehidupan ini. Dengan menjalankan kesadaran menjalankan hukum-hukum kodrati.
Di antaranya, bagaimana menjaga martabat diri sendiri, bagaimana menghormati dan memperlakukan kedua orang tua dan bagaimana kami berusaha untuk bermanfaat bagi lingkungan sekitar.
Pihaknya berharap tetap bisa menjaga apa yang menjadi harkat martabat kebangsaan, dan suku bangsa.
"Kesadaran tentang jati diri dan kekodratian itu yang harus dimiliki oleh setiap anak bangsa apapun agamanya," pungkas Ibu Ratu.