RADARKUNINGAN.COM- Dunia sains digegerkan dengan hasil penelitian Andreas Wilting yang mengemukakan bahwa harimau Sumatera termasuk jenis harimau Sunda. Dan harimau hanya memiliki dua subspesies.
Harimau Sumatera disebut juga sebagai harimau Sunda. Mengapa demikian? Bukankah harimau Sumatera ini mendiami kawasan hutan di pulau Sumatera mulai dari Aceh hingga Lampung?
Umumnya masyarakat mengenal 3 jenis harimau yang hidup di Indonesia yaitu harimau Sumatera, harimau Jawa, dan harimau Bali. Ternyata ketiga jenis harimau ini sebenarnya harimau Sunda, yang membedakan ciri fisik nya saja.
Harimau Jawa memiliki ukuran terbesar dari segi ukurannya, bahkan ada yang mengatakan hampir sebesar sapi. Umumnya harimau Jawa memiliki bobot tubuh sekitar 100-140 kg. Harimau Jawa ini satu-satunya jenis harimau yang masih ada di Indonesia.
BACA JUGA:Keunikan Kawah Putih yang Tak Hanya Indah Tapi Serasa di Dunia Lain
Hal ini berkaitan dengan penelitian yang dilakukan Andreas Wilting dari Leibniz Institute for Zoo and Wildlife Research, Jerman dan tim nya pada tahun 2015.
Menurut Andreas Wilting, Harimau Bali, Harimau Jawa, dan Harimau Sumatera adalah harimau Sunda. Menurut penelitian yang dilakukan Andreas Wilting, ia mendapat temuan baru tentang kemiripan genetik harimau Jawa dan harimau Bali dengan harimau Sumatera.
Studi yang dipublikasikan di Scinence Advence itu, mengusulkan taksonomi dan subspesies harimau yang baru yaitu dengan menggabungkan tiga aspek yakni morfologi, genetika, dan ekologi.
BACA JUGA:Sayur dan Buah yang Mengandung Kolagen, Baik Untuk Kesehatan Kulit
Sehingga diusulkan bahwa harimau hanya memiliki dua subspesies yaitu harimau Sunda dan harimau kontinental. Harimau Sunda terdiri dari harimau Sumatera, Jawa serta Bali. Sedangkan harimau kontinental terdiri dari 6 subspesies sisanya tersebar dari Rusia hingga Malaysia.
Adanya penelitian ini membuat wacana berkembang untuk mengisi kepunahan harimau Jawa dan Bali dengan kerabatnya dari sumatera.
BACA JUGA:Habitat Terakhir Harimau Jawa di Gunung Ciremai? Kesaksian Pendaki Masih Melihat di Tahun 2002
Namun sepertinya tidak mungkin, sebab di Pulau Jawa saja sudah tidak ada kawasan hutan yang bisa menjadi tempat tinggal harimau.
Bahkan masalah ruang hidup harimau juga jadi masalah di Sumatera karena makin berkurangnya hutan dan konflik dengan manusia.
Konflik antara harimau dengan manusia juga terjadi tak terelekan pada era 1830-1870. Dalam tahun 1855 saja, sebanyak 147 orang di Priangan, Jawa Barat tewas dimangsa Harimau.