Agak Canggung, Harimau Sumatera Dinamai Harimau Sunda Berdasarkan Taksonomi, Begini Hasil Penelitian

Sabtu 11-11-2023,09:00 WIB
Reporter : Yuda Sanjaya
Editor : Yuda Sanjaya

Mereka menggabungkan aspek morfologi, genetika dan ekologi untuk melakukan klasifiksai tersebut.

Aspek tersebut kemudian dilakukan analisa dengan pendekatan statistik agar penggolongan dapat lebih objektif dan akurat.

Studi ini juga menemukan bahwa keragaman genetik harimau terbilang rendah, daripada hewan lain pada subfamilia Pantherinae.

Subspesies yang selama ini dianggap berbeda, ternyata memiliki banyak kemiripan karakter dan genetika. Sehingga Wilting mengusulkan taksonomi baru yakni Harimau Kontinental dan Harimau Sunda.

BACA JUGA:Konflik Manusia dan Harimau, Sudah Lama Terjadi dan Tercatat dalam Sejarah

Dia mengakui, taksonomi baru ini terbilang canggung. Mengingat Malaysia sudah punya sebutan sendiri yakni Harimau Malaya.

Kemudian ada nama harimau lain yang sudah dikenal yakni Harimau Benggala. Sementara di Indonesia dikenal Harimau Jawa, Harimau Sumatera dan Harimau Bali.

Usulan taksonomi dan subspesies baru tersebut menggabungkan tiga aspek yakni, morfologi, genetika dan ekologi.

Pada publikasi Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), adanya penelitian dan fakta ilmiah ini, memang sempat memunculkan wacana introdusir Harimau Sumatera untuk mengisi kepunahan 2 kerabatnya yakni Harimau Jawa dan Harimau Bali.

BACA JUGA:Penduduk Desa Ini Habis Dimangsa Harimau, Nyaris Tak Bersisa

Meski secara ekologis upaya ini mungkin bisa dibenarkan dan dapat dilakukan, tetapi masalahnya adalah ruang hidup dari harimau di wilayah Jawa dan Bali sepertinya sudah tidak tersedia.

Hal ini dikarenakan areal hutan yang kian menyempit dan kemungkinan konflik dengan manusia. Belum lagi faktor ketersediaan makanan.

Bahkan di Pulau Sumatera sekalipun, ruang hidup Harimau Sunda semakin berkurang dengan adanya deforestasi dan perburuan.

Kategori :