RADARKUNINGAN.COM - Dengan alasan apapun, perburuan babi hutan di Gunung Ciremai harus dihentikan. Jika tidak ingin Macan Tutul Jawa yang ada di gunung ini akan turun ke perkampungan.
Larangan ini sangat masuk akal. Karena salah satu sumber makanan macan tutul itu adalah babi hutan. Jika babi hutan habis, maka macan tutul tersebut akan mencari makanan di perkampungan penduduk.
Babi hutan merupakan mangsa alami bagi Macan Tutul Jawa selain surili, monyet, rusa, kijang dan lainnya.
Jika macan tutul sudah masuk perkampungan, yang dirugikan tentu warga setempat. Hewan ternak dan binatang piaraan pun akan menjadi santapan binatang buas penghuni Gunung Ciremai tersebut.
Bukan itu saja. Nyawa manusia pun bisa terancam jika benar-benar macan tutul itu sudah kelaparan dan kehabisan cadangan makanan.
Beberapa tahun lalu sempat ramai diberitakan adanya perburuan babi hutan di kawasan Taman Nasional Gunung Cirmai (TNGC). Bisa jadi hingga sekarang aksi pemburuan itu masih berlangsung.
Perburuan itu memang dengan cepat bisa diendus oleh petugas patroli keamanan kawasan gunung tertinggi di Jawa Barat ini.
Memang, perburuan menjadi prioritas utama perlindungan dan pengamanan hutan Gunung Ciremai. Upaya patroli terus dilakukan sebagai bagian pencegahan. Tentu, sosialisasi pun terus dilakukan sebagai usaha penyadaran dan pangetahuan.
BACA JUGA:Cara Membuat Makanan Kucing Ras Sendiri, Lebih Hemat dan Praktis
Berbagai usaha, peringatan keras dan kerjasama dengan masyarakat sekitar gunung pun terus dilakukan. Perburuan babi hutan pun dengan cepat bisa disergap.
Pelaku perburuan memang belum bisa tertangkap. Karena ketika didekati, para pelaku langsung tunggang langgang. Juga, karena posisi dan medan tidak memungkinkan.
Hanya saja, beberapa tahun lalu, petugas berhasil mendokumentasikan para pelaku. Juga bisa menyita barang bukti hasil buruan. Barang bukti itupun diamankan petugas patroli.
Barang bukti yang diamankan berupa seekor babi hutan. Ketika itu, perburuan dilakukan di blok Sumur Desa Sayana, Kecamatan Jalaksana, Kuningan.
BACA JUGA:Tol Kuningan-Cirebon Bukan Hoax, Sudah Masuk Peta Kementrian PUPR, Ini Dua Exit Tol di Kuningan