BACA JUGA:Kisah Jokowi dan Kucing Oyen, Selalu Muncul di Hari Besar, Ternyata Ini Penyebabnya
Penularan infeksi T. gondii ini dapat terjadi melalui kontak dengan kotoran kucing yang mengandung parasit, mengonsumsi makanan atau minuman yang terkontaminasi, transfer dari ibu hamil ke janin melalui plasenta, atau melalui transfusi darah atau transplantasi organ dari donor yang terinfeksi.
Setelah masuk ke tubuh seseorang, parasit toksoplasma tidak dapat menular ke orang lain, dan penting untuk dicatat bahwa parasit ini dapat berdiam diri dalam kondisi tidak aktif di otot, paru-paru, atau otak selama bertahun-tahun.
Meskipun bisa menjadi aktif kapan saja, sistem imun yang sehat umumnya dapat menekan aktivitas parasit ini, mencegah timbulnya gejala.
Masalah dapat muncul jika parasit menjadi aktif ketika daya tahan tubuh melemah, baik karena kondisi kesehatan maupun pengobatan tertentu.
BACA JUGA:Penyakit Scabies Pada Kucing: Gejala, Penyebab dan Cara Mengatasinya
Gejala Toksoplasmosis:
Toksoplasmosis biasanya tidak menunjukkan gejala, namun pada beberapa kasus, gejala dapat muncul beberapa minggu atau bulan setelah terinfeksi. Gejala umumnya mirip dengan flu, seperti:
Demam, nyeri otot, sakit kepala, kelelahan, sakit tenggorokan dan pembengkakan kelenjar getah bening, terutama di leher.
Pada ibu hamil, infeksi toksoplasmosis dapat menyebabkan gangguan pertumbuhan, kelahiran prematur, atau keguguran, tergantung pada trimester kehamilan.
Bayi yang lahir dengan toksoplasmosis mungkin tidak menunjukkan gejala pada awalnya, tetapi beberapa bulan kemudian dapat muncul tanda seperti ruam kulit, demam, kesulitan menyusu, penyakit kuning, dan masalah perkembangan seperti mikrosefalus atau hidrosefalus.
BACA JUGA:Penyakit Kulit yang Umum Terjadi Pada Kucing
Diagnosis Toksoplasmosis:
Untuk mendiagnosis toksoplasmosis, dokter akan bertanya mengenai gejala, riwayat kesehatan, dan kemungkinan paparan Toxoplasma gondii, seperti melalui kucing atau makanan mentah.
Pada ibu hamil, tes darah dapat digunakan untuk menilai kadar antibodi tubuh terhadap T. gondii, dan ini sebaiknya dilakukan pada pemeriksaan pertama setelah mengetahui kehamilan.
Jika hasil positif, dokter mungkin melakukan pemeriksaan air ketuban dengan amniocentesis pada usia kehamilan 15 minggu untuk mengevaluasi kondisi janin.