Terkait dengan temuan individu macan tutul jawa yang baru terekam camera trap, Maman mengungkapkan, individu baru ini dari usia dan morfologi bukan hasil perkawinan baru.
“Yang tertangkap kamera adalah individu lama yang baru terdeteksi. Usianya sudah dewasa. Karena Slamet Ramadhan baru dilepas 2019 dan Rasi 2022. Jadi kalau ada hasil perkawinan tidak mungkin sebesar itu,” tuturnya.
Maman juga mengungkapkan, terkait keberadaan macan ini jauh dari permukiman dan jalur pendakian. Sehingga aman.
“Insya Allah aman. Satwa juga ada atau binatang punya naluri, apabila ada gangguan baik manusia maupun lainnya pasti menghindar,” tuturnya.
BACA JUGA:Perbedaan Makanan Kucing Kering dan Basah, Pemilik Anabul Wajib Tahu
Dari hasil inventarisasi ini perlu dilakukan perbaikan habitat, karena keberadaan satwa mangsa itu urgent untuk predator.
Sementara itu, Ketua Tim Pemantauan Macan Tutul Jawa Gunung Ciremai, Dwi Suryana menjelaskan, di tahun 2023 ini memang ada perberdaan dalam metode melakukan pemantauan.
Tim mengaplikasikan sistem 18 grid dengan masing-masing lebar 2 x 2 kilometer dan penempatan 2 camera trap. Dari 36 kamera yang terpasang tersebut, ada 5 yang menangkap macan tutul jawa.
“Baru tuh dapat data banyak, kemudian direkapitulasi. Yang paling susah adalah tahapan setelah pengunduhan. Yakni identifikasi dan pengolahan datanya. Benar tidak apa kesaksian masyarakat. Kemudian apakah individu ini, sama dengan yang lain,” bebernya.
BACA JUGA:10 Penyakit Kulit yang Dapat Menyerang Kucing, Kenali Gejalanya!
Dijelaskan dia, home range macan tutul jawa cukup luas. Saat menyusun desain survei, salah satu pertimbangannya adalah informasi perjumpaan oleh masyarakat atau stakeholder terkait.
Sebab, banyak masyarakat yang beraktivitas di pinggir kawasan. Kemudian perjumpaan tidak langsung. Macan tutul jawa memang selalu meninggalkan jejak, mulai dari feses, cakaran di pohon.