Jadah tempe ini juga disebut makanan perjuangan dengan warna merah putih. Jadah berwarna putih dan tempe bacem berwarna merah.
Kudapan ini sangat digemari Raja Keraton Jogyakarta Sri Sultan Hamengku Buwono IX, keluarga hingga para abdi dalem. Bahkan, Sultan HB IX memberikan nama khusus, yakni Jadah Tempe Mbah Carik.
Nama inilah yang digunakan turun temurun dan terus dilestarikan oleh general penerusnya. Hingga sekarang nama jadah tempe Mbah Carik sangat melegenda.
“Sultan HB IX berpesan kepada kakek dan nenek saya kala itu, berikanlah nama Mbah Carik ben dadi rejeki anak putumu (berilah nama Mbah Carik supaya bisa menjadi rejeki buat anak dan cucumu). Alhamdulillah, nama tersebut memang memberikan rejeki," ujar pengelola Jadah Tempe Mbah Carik, Angga Kusuma Wibowo.
BACA JUGA:WOOOSH, Jalintim Garatengah-Karangmangu Sudah Dibuka Kembali, Dijamin Bebas dari Kemacetan
Angga menceritakan ayahanda Sultan HB X ini pun kerap mengutus beberapa abdi dalem-nya untuk membeli jadah tempe yang ada di kawasan Kaliurang.
Tidak sedikit pula kerabat Keraton Jogyakarta yang sengaja berkunjung ke Kaliurang untuk menyantap jadah tempe buatan Mbah Carik ini.
Sampai saat ini, jadah tempe masih begitu digemari bukan hanya warga lokal, melainkan juga wisatawan. Seringkali juga disebut Burger Jawa. Karena penyajiannya ditumpuk berurutan, yakni tempe, jadah, kemudian tempe lagi.
Sejak dulu resep jadah Tempe Mbah Carik, masih terjaga dengan baik hingga diturunkan dari generasi ke generasi. Selain tak lekang waktu, Jadah Tempe Mbah Carik melakukan inovasi.
BACA JUGA:Kucing Peliharaan Mengalami Bulu Rontok? Atasi Dengan 5 Rekomendasi Makanan Kucing Ini!
Di antaranya dengan menghadirkan produk kemasan beku (frozen). Jajanan ini mampu bertahan 8 bulan jika disimpan di lemari pendingin.
Kapasitas produksi untuk jadah mencapai 25 hingga 50 kg per hari. Sedangkan pembuatan tempe bacem, awalnya hanya 400 lalu naik mencapai 2.000 tempe bacem per harinya.
Pangsa pasarnya lebih luas dengan jualan frozen food Jadah Tempe Mbah Carik.
"Karena banyak customer dari luar DIY yang kangen memakannya, kami kirimkan jadah tempe sebagai tombo kangen atau obat kangen,” ungkapnya.
Pengiriman produk frozen food sendiri tidak hanya di wilayah Pulau Jawa, namun sudah sampai Kalimantan dan Papua. Masyarakat dari berbagai kalangan dan usia masih setia menikmati Jadah Tempe Mbah Carik ini.