Untuk itu, Angga memastikan pihaknya tetap menjaga keotentikan cita rasanya tetap seperti semula. Sehingga Jadah Tempe ini layak menjadi salah satu kuliner asli Jogjakarta yang otentik.
"Simbah putri (nenek) dari dulu selalu mewanti-wanti agar bacemnya manis dan enak lalu jadahnya harus ditumbuk. Maka proses pembuatannya cukup memakan waktu lama,” tandas Angga.
Kini, cita rasa manisnya disesuaikan agar tidak terlalu manis tetapi pas. “Kita memang membuat makanan otentik berkualitas dan sudah dikemas secara kekinian," pungkasnya. (*)