RADARKUNINGAN.COM - Banyak keistimewaan dari Si Wulung, kuda yang menjadi legenda masyarakat Kabupaten Sumedang. Di antara keistimewaan kuda ini adalah memiliki kepribadian dan dimuliakan selayaknya manusia.
Bukan itu saja kehebatan kuda yang sudah menjadi ikon Kabupaten Sumedang ini. Kuda tersebut juga terkenal mistis, bisa menari, berdiri dan bermain silat.
Seperti diketahui, Si Wulung adalah kuda yang berasal Tanjungsari, Sumedang, Jawa Barat. Sampai sekarang ini, keturnan kuda tersebut diabadikan menjadi Kuda Renggong. Kuda yang menjadi lambang Kabupaten Sumedang.
Tentang Si Wulung yang mempunyai banyak kelebihan tersebut, pernah diteliti oleh Ravli Ferial Mohamad pada tahun 2021. Dia berasal dari Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung.
Penelitian tersebut mengambil judul: “Kontrol Sosial Dalam Dongeng Si Wulung di Tanjungsari Kabupaten Sumedang”. Dalam penelitian itu, Si Wulung dinilai sangat spesial oleh masyarakat setempat karena memiliki banyak kelebihan dibanding kuda yang lain.
Dalam penelitian itu dijelaskan, terdapat cerita rakyat yang muncul dari kesenian Kuda Renggong di Sumedang ini secara tradisi lisan. Cerita rakyat tersebut adalah terkait dengan dongeng Si Wulung.
Dongeng Si Wulung ini sejak lama sudah tersebar di masyarakat Tanjungsari, Sumedang secara lisan ke lisan dan antara keluarga maupun teman. Kebanyakan masyarakat yang mengetahui dongeng ini ialah mereka yang sudah lanjut usia.
Hanya sekarang banyak orang tua di Tanjungsari sudah jarang menceritakannya lagi. Akibatnya banyak remaja si sana yang hanya mengetahui Si Wulung ini sebatas aksinya dalam kesenian Kuda Renggong.
BACA JUGA:Tak Tahan Polemik, Menteri PUPR Cek Twin Tunnel Tol Cisumdawu, Basuki: Bukan Retak, Hanya Berdebu
Dalam cerita lisan itu disebutkan, jika Si Wulung adalah kuda yang dianggap mistis, suci dan memiliki kelebihan dari pada kuda lain. Baik yang berasal dari Sumedang maupun dari daerah lain.
Alasan penelilitan tersebut menganalisis dongeng Si Wulung, dipengaruhi oleh beberapa faktor. Pertama, hampir terputusnya tradisi lisan dongeng Si Wulung. Hal itu akibat dongeng tersebut jarang diceritakan oleh orang-orang tua di Tanjungsari, Kabupaten Sumedang.
Alasan kedua, karena ditemukannya cerita keunikan Si Wulung. Walau hanya seekor kuda, namun memiliki kepribadian dan diperlakukan menyerupai manusia.
Alasan ketiga, karena lebih banyak orang yang memilih untuk melestarikan kesenian Kuda Renggong, tetapi tidak mengetahui kisah yang melatarbelakanginya. Padahal Kuda Renggong itu bermula dari peran Si Wulung.
BACA JUGA:10 Tanda Kucing yang Sedang Depresi atau Sedih, Beserta Daftar Penyebabnya! Simak Lengkap Disini!