Kabupaten Kuningan Pernah Memiliki Kualitas Kopi Terbaik di Jawa, Setahun Ditarget Hasilkan 10 Ribu Pikul

Senin 15-01-2024,00:41 WIB
Reporter : Yuda Sanjaya
Editor : Yuda Sanjaya

RADARKUNINGAN.COM - Ada dokumen yang menunjukkan bahwa Kabupaten Kuningan ini pernah memiliki kualitas kopi terbaik di Pulau Jawa.

Selain itu, kabupaten yang berada lereng Gunung Ciremai ini juga ditarget bisa memproduksi kopi terbaik sebanyak 10 ribu pikul per tahun.

Memang dalam dokumen tersebut, salain Kuningan, ada daerah lain di Jawa Barat memiliki kopi berkualitas tinggi. Yakni Kabupaten Sumedang.

Sementara target produktivitas 10 ribu pikul per tahun yang dibebankan kepada Kuningan tersebut sangatlah tinggi. Hal ini bila dibandingkan dengan target daerah lain di Jawa Barat. Seperti Majalengka dan Cirebon.

BACA JUGA:Desa di Pedalaman Kuningan Ini Sudah Ada Sejak Zaman Prabu Siliwangi, Juga Dikaitkan Legenda Lutung Kasarung

Adalah PA van der Lith dalam Encyclopedie Van Nederlandsch-Indië jilid II yang menyebutkan jika Kuningan adalah penghasil kopi terbaik di Pulau Jawa, selain Sumedang.

“Er is wel beweerd, dat de vrouwen van Koeningan en Soemedang de schoonste van Java zouden zijn,” tulis PA van der Lith dalam ensiklopedia tersebut.

Itu artinya, usaha pemerintah kolonial Belanda untuk mengolah lahan kebun kopi di Kuningan dengan mempekerjakan penduduknya itu ternyata membuahkan hasil. Karena, kopi yang berasal dari Kuningan ternyata merupakan salah satu yang berkualitas sangat baik di  Jawa, di samping kopi Sumedang.

Akun Sedjarah Koeningan Community dalam unggahannya di facebook mengungkapkan, kopi bukanlah produk asli Nusantara. Komoditas ini dikembangbiakan oleh para penguasa Batavia dari tanah aslinya di India Selatan.

BACA JUGA:Diskusi Seniman Cirebon Raya untuk Hasilkan Cuan, Bahas Peluang Komersil dari Hasil Karya

Jan Breman dalam bukunya Keuntungan Kolonial dari Kerja Paksa: Sistem Priangan dari Tanam Paksa Kopi di Jawa 1720-1870, menjelaskan tentang budidaya kopi di Pulau Jawa.

“Budidaya kopi di Jawa untuk keperluan pemasaran di pasaran dunia sudah dimulai sejak awal abad ke-18,” ungkap buku tersebut.

Dia menjelaskan, tanaman kopi yang didatangkan dari luar negeri ternyata dapat tumbuh baik di pedalaman yang berbukit-bukit.

Para pedagang Perusahaan Dagang Belanda di Hindia Timur atau Verenigde Oost-Indische Compagnie (VOC)  itu pun segera mendorong budidaya tanaman asing ini.

BACA JUGA:VIRAL Ada Belatung di Mie Gacoan Cirebon, Klarifikasi Manajemen: Sedang Investigasi

Kategori :