RADARKUNINGAN.COM - Setidaknya ada 4 penyebab terjadinya penurunan populasi kucing liar di Indonesia. Salah satunya adalah terjadinya konflik dengan manusia.
Pandangan tersebut disampaikan oleh Puspita Insan Kamil, Psikolog Sosial, dalam sebuah Webinar Fantasia beberapa tahun lalu.
Menurut Insan Kamil, dalam perspektif psikologi sosial terdapat beberapa faktor yang menyebabkan penurunan populasi kucing liar yang merupakan hewan dilindungi di Indonesia.
Penurunan itu, tandas dia, lebih banyak dari ulah manusia. Walaupun ada juga yang karenadugaan domestikasi. Apalagi, kucing liar merupakan salah satu satwa yang tidak bisa didomestikasi.
BACA JUGA:Sejarah Tahu Lamping Khas Kuningan, Konon Ada Hubungannya dengan Kedatangan Laksamana Cheng Ho
Dia pun menguraikan 4 faktor yang merupakan penyebab penurunan populasi kucing liar di Indonesia, dalam perspektif psikologi sosial, yakni:
1. Persaingan Habitat
Persaingan habitat ini diawali dengan tingginya interaksi antara manusia dan satwa liar. Hal itu disebabkan oleh ekspansi manusia yang masif hingga ke dalam hutan yang menjadi habitat.
Juga, fleksibilitas perilaku dan kemampuan belajar yang tinggi. Manusia memiliki kapasitas berpikir dan adaptasi yang lebih besar dibandingkan dengan satwa.
2. Konflik
Terdapat beberapa jenis konflik yang terjadi antara manusia dan satwa liar, di antaranya: penyerangan, invasi satwa asing, penularan penyakit, crop-raiding, depresi dan persaingan buruan.
3. Konsumsi
Seperti diketahui, satwa seringkali dikonsumsi oleh masyarakat. Hal ini terjadi karena beberapa faktor. Salah satunya adalah kebiasaan yang diturunkan oleh nenek moyangnya yang memangsa satwa liar untuk dimakan.
Konsumsi sendiri merupakan sebuah kebutuhan. Kebutuhan ini terbagi menjadi tiga, yaitu kebutuhan dasar, kebutuhan budaya, dan juga kebutuhan pengalaman.