Penemuan ini langsung dilaporkan ke Lembaga Purbakala dan Peninggalan Nasional di Jakarta. Kemudian ditindaklanjuti dengan melakukan penggalian dan penelitian.
Dipimpin oleh Pangeran Djatikusumah, penggalian dilakukan. Berhasil menemukan peti kubur batu, kapak, batu, gelang, dan gerabah kuno.
Baru pada 1972 dilakukan penggalian percobaan. Tujuannya untuk penyelamatan benda-benda serta tata letak situs Cipari.
Kemudian dilanjutkan pada 1972. Di tahun tersebut penggalian total dikerjakan serta menyusun situs sesuai dengan tempatnya.
BACA JUGA:Bukan Maung Putih tapi Macan Sancang, Sering Keluar Hutan, Mendekati Pemukiman Warga Setempat
Setelah itu pada 1976 dibangun museum yang berfungsi sebagai tempat untuk menyimpan, merawat, dan memamerkan benda-benda hasil temuan tersebut.
Pada 23 Februari 1978 museum diresmikan oleh Menteri Pendidikan saat itu, Prof Dr Syarif Thayeb.
Bila mengacu pada tipologi dan stratigrafi, Situs Cipari merupakan gabungan antara zaman Neolitikum dan Megalitikum.
Selain mengenal batu, dilihat dari hasil temuan menggambarkan masyarakat pada waktu itu telah mengenal perunggu. Ditambah memiliki keahlian bercocok tanam dan berorganisasi dengan baik.
BACA JUGA:5 Cara Agar Kucing Betah di Rumah dan Tidak Sering Keluar Rumah!
Sedangkan batu-batu besar yang berfungsi sebagai media komunikasi dengan arwah nenek moyang, menjadi landasan jika Situs Cipari adalah peninggalan zaman Megalitikum.
Jika berkunjung ke Situs Cipari, terlihat dibagi menjadi dua bagian. Ada museum di dalam dan monumen di bagian luar.
Di bagian luar terdapat dua kuburan batu, yang berbentuk trapesium. Pada saat ditemukan, kuburan itu hanya meninggalkan gelang batu dan gerabah, tidak ditemukan kerangka manusia di dalamnya.
Penyebabnya karena tanahnya yang gembur dan memiliki tingkat keasaman yang tinggi. Kareba itu tidak bisa mengawetkan organik manusia, terutama tulang.
Selain itu, juga terdapat altar batu, dolmen, batu gelang, menhir, dan dakon. Batu-batu besar itu dahulunya berfungsi sebagai tempat untuk melakukan ritual, pemujaan, dan berkomunikasi dengan arwah nenek moyang.