Cover buku terbitan Balai Pustaka tersebut, kemudian menjadi acuan bagi masyarakat dan sampai dengan sekarang memiliki penggambaran gemuk dan gempal terhadap sosok Patih Gajah Mada.
BACA JUGA:5 Rekomendasi Mie Ayam Enak di Bogor, Salah Satunya Favorit Walikota
Sayangnya, memang tidak ada referensi yang bisa diakui sebagai ciri fisik dari Mahapatih Kerajaan Majapahit tersebut.
Naskah kuno pun tidak menyebutkan ciri fisik yang dimaksud. Dr Ali Akbar menyebutkan, ada referensi lain terkait dengan penggambaran dimaksud.
Alternatif penggambaran itu, disodorkan oleh Arkeolog Universitas Indonesia, Prof Dr Agus Aris Munandar.
Dalam buku 'Gajah Mada Biografi Politik' dijelaskan bahwa arca Brajanata dan Bima pada masa Majapahit adalah penggambaran dari sosok Patih Gajah Mada.
BACA JUGA:Cipari, Perkampungan Purba di Kaki Gunung Ciremai, Salah Satu Cirinya Ditemukan Peti Kubur Batu
Tokoh Brajanata dalam cerita Panji memiliki kemiripan dengan kiprah Gajah Mada secara politik. Adapun cerita Panji sangat populer di era Kerajaan Majapahit.
Selain itu, ada arca Bima yang sering ditemukan di masa Majapahit. Tokoh ini ada pada masa akhir kerajaan dan sangat disegani, populer, dihormati bahkan dipuja.
Hal itu, menjadi pembuka kemungkinan bahwa arca Bima adalah gambaran dari sosok Mahapatih Gajah Mada.
Berdaarkan arca Bima, digambarkan bahwa sosok Gajah Mada adalah pria yang memiliki kumis tebal, rambut ikal, badan tegap, kuat, memiliki watak tegas, berani dan pantang mundur.
Berdasarkan ciri fisik tersebut, kemudian beberapa konten kreator digital mencoba mencari penggambaran seperti apa Gajah Mada asli.
Kemudian ditemukan gambar-gambar seorang pria yang tubuhnya justru tidak gemuk. Berbeda dengan penggambaran yang ada selama ini. Sosok pria tersebut memiliki rambut ikal, kumis tebal dan wajah yang tegas.
Nah, itulah awal mula muncul wajah Gajah Mada versi gemuk dan gempal yang berawal dari buku Muhammad Yamin. (*)