Kedua batu itu terbuat dari bahan andesit. Masing-masing memiliki ukuran tinggo 23 cm, dan dengan garis tengah 11 cm dan 12 cm.
Di belahan barat dari teras ini terdapat batu lumpang berukuran cukup besar. Batu itu terbuat dari bongkahan batuan breksi. Memiliki panjang 1,27 m, dengan lebar 1 meter.
Lobang lumpang dibuatkan di bagian tengah permukaan batu sebelah atas. Dengan diameter lobang 33 cm dan kedalaman lobang 15 cm.
Di sisi sebelah barat halaman teras itu, masih terdapat beberapa batu datar. Yang juga ditempatkan di sisi sebelah barat, utara dan timur halaman.
BACA JUGA:Uniknya Kucing Mix, Ini 4 Fakta Menarik Campuran Kucing Kampung dan Ras Persia, Lebih Tahan Penyakit
Masyarakat setempat meyakini, ada batu mistis di tempat itu. Di masa lalu, di situs Kabuyutan terdapat sebuah batu putih. Oleh masyarakat dinamai batu Papangkuan.
Batu tersebut di masa lalu oleh masyarakat dijadikan sebagai awal pengukuran dari satu cita-cita yang ingin diraih pada suatu saat.
Bila datang ke Situs Kabuyutan, biasanya warga sudah merencanakan sesuatu yang ingin dicapai. Hal itulah yang kemudian mereka coba uji dengan cara mengangkat batu putih tersebut.
Bila batu tersebut dapat diangkat, maka apa yang dicita-citakan akan tercapai. Begitu pula sebaliknya, jika batu itu tidak bisa diangkat, lebih baik mengurungkan cita-cita yang telah rencanakan.
BACA JUGA:Pemasukan Sedang Seret, Ini 5 Makanan Kucing Kering Murah yang Bisa Jadi Pilihan
Di sisi utara batu lumpang kedaan kontur tanah agak meninggi. Seolah memperlihatkan teras yang lebih tinggi, karena pada bagian tersebut terdapat tebing setinggi 1,5 m.
Pada bagian ini, saat sekarang bentuk-bentuk tinggalan yang masih dapat diamati antara lain berbentuk menhir. Merupakan bongkahan batu endesit dengan permukaan bagian atas agak cekung. Berukuran panjang 36 cm, dan lebar 33 cm.
Cekungan ini merupakan yang masih tersisa dari kegiatan yang pernah dilakukan di permukaan batu tersebut.
Di lokasi ini juga terdapat batu lumpang yang berbeda dengan batu-batu lumpang yang pernah ditemukan di situs-situs megalitik lainnya di Jawa Barat.
Peninggalan ini merupakan salah satu dari sisa kebudayaan masa lalu dalam periode prasejarah. Di tempat ini pula diperkirakan telah muncul dan berkembang kepandaian bercocok tanam.