Inilah Profil Syeh Maulana Akbar, Ulama Besar Terkenal di Kuningan, Dimakamkan di Sampiran

Selasa 06-02-2024,19:42 WIB
Reporter : Yuda Sanjaya
Editor : Yuda Sanjaya

Karena ayah Syeh Bayanullah yaitu Syeh Datuk Ahmad, merupakan kakak kandung dari Syeh Lemah Abang yaitu Syeh Datuk Sholeh.

Di dalam naskah kuno Pangeran Wangsakerta, tokoh-tokoh tersebut semuanya masih keturunan Nabi Muhammad. Atau sering disebut Ahlulbait.

Dalam kitab Purwaka Caruban Nagari menceritakan bahwa Syeh Bayanullah pulang dari Mekah untuk menemui kakaknya di Amparan Jati. Maka dia mendapat gelar baru yaitu Syeh Datuk Mahuyun.

Ketika di Caruban dia mensyiarkan agama Islam dengan berdakwah ke berbagai daerah di sekitar Caruban. Ketika itu, masyarakat masih banyak yang menganut agama Hindu-Budha.

BACA JUGA:Apakah Pasir Kucing Bisa Dicuci? Yuk Simak 5 Langkah Cara Mencuci Pasir Kucing yang Benar dan Tidak Bau

Menurut Pangeran Wangsakerta di Caruban, Syeh Bayanullah berdakwah ke daerah Kuningan. Di tempat baru itulah dia mendapat gelar Syeh Maulana Akbar.

Di Kuningan, dia membuka pengguruan di suatu tempat yang sekarang menjadi Desa Sidapurna. Daerah ini dulunya merupakan daerah kekuasaan Kerajaan Kuningan.

Di Sidapurna, dia menikah dengan kerabat kerajaan Pajajaran yaitu Nyi Wandansari, putri Surayana. Adapun Surayana merupakan putra Prabu Dewa Niskala atau Ningrat Kencana (1475- 1482), Raja Sunda yang berkedudukan di Kawali.

Dari pernikahan Syeh Bayanullah dengan Nyi Wandansari memiliki seorang putera bernama Maulana Arifin. Sosok ini ketika dewasa mendirikan peternakan kuda, yang menjadi cikal bakal kuda Kuningan.

BACA JUGA:Kucing Agresif Jangan Dimarahi! Lakukan 3 Cara Ini Karena Sangat Ampuh Membuat Kucing Luluh

Setelah mengajarkan keagamaan di Kuningan, Syeh Bayanullah pindah ke Cirebon. Dia mendirikan pengguron di daerah Sampiran. Tempat ini masuk ke dalam kekuasaan Caruban Girang.

Syeh Maulana Akbar pun tinggal di Sampiran hingga wafatnya. Makam ulama terkenal ini pun masih abadi hingga sekarang.

Makam Syeh Bayanullah ini sekarang berada di Desa Sampiran, Kecamatan Talun, Kabupaten Cirebon. Makam tersebut sering dikunjungi banyak peziarah. Teruama pada tiap malam Jumat Kliwon.

Para peziarah itu datang dari berbagai daerah. Baik dari Cirebon dan banyak dari luar Cirebon.

BACA JUGA:3 Pasir Kucing Biasa Diletakan Pada Litter Box dengan Kelebihan Mampu Menyerap Bau Busuk Kotoran Kucing

Mereka sebagian besar datang berziarah untuk mendoakan arwah sang ulama besar tersebut. Namun, banyak pula yang datang ke tempat itu untuk meminta sesuatu keinginan. Dari soal pekerjaan, rezeki hingga jodoh.

Kategori :