RADARKUNINGAN.COM - Dari zaman ke zaman nama Kuningan terus berganti. Dulu ada kerajaan bernama Kuningan. Tapi di akhir masa kekuasaan Pajajaran, berganti nama menjadi Kejene.
Setelah Islam masuk dan berkembang, nama Kejene pin berakhir. Kemudian kembali menggunakan nama Kuningan. Kemudian bertahan hingga era pemerintahan menjadi Kabupaten Kuningan.
Pergantian nama dari Kejene ke Kuningan lagi, erat kaitannya dengan Sunan Gunung Jati. Pergantian itu, juga menandai perubahan pemerintahan dari kerajaan menjadi Keadipatian.
Untuk membahas perubahan nama dari Kejene kembali ke Kuningan, harus terlebih dahulu menelusuri perjalanan dakwah Sunan Gunung Jati.
BACA JUGA:Inilah 3 Tips Meninggalkan Kucing 2 Hari, Jangan Sampai Telantarkan Kucing Kesayangan Kamu!
Sejarah itu dimulai dari sosok Syarif Abdullah yang menikah dengan Rara Santang atau Syarifah Modarin. Dia adalah putri Prabu Siliwangi pemimpin Kerajaan Pajajaran.
Dari pernikahan itu lahirlah sosok bernama Syarif Hidayatullah. Cucu Prabu Siliwangi ini lebih dikenal dengan sebutan Sunan Gunung Jati.
Ketika Syarif Hidayatullah sudah dewasa, oleh ayahnya disuruh datang ke Surabaya, Jawa Timur. Dia diminta berguru kepada seorang ulama besar bernama Sayid Rahmat atau Sunan Ampel, memimpin Ampeldenta.
Setelah sekian lama menimba ilmu di Ampeldenta, Syarif Hidayatullah oleh Sunan Ampel ditugaskan untuk menyebarkan Islam di Jawa Barat. Dimulai dari Cirebon pada tahun 1470.
Pada tahun 1479, Haji Abdullah Imam berkenan menyerahkan kedudukan Kepala Pemerintahan Cirebon kepada Syarif Hidayatullah. Setelah dia menikahi putrinya. Kemudian dia bergelar Susuhunan Jati atau lebih dikenal Sunan Gunung Jati.
Pada 1481, Syarif Hidayatullah atau Sunan Gunung Jati datang ke Luragung. Waktu itu yang memimpin pemerintahan di Luragung adalah Ki Gedeng Luragung .
Dia masih bersaudara dengan Ki Gedeng Kasmaya dari Cirebon. Ki Gedeng Luragung yang masih cucu dari Surawisesa, raja Pajajaran, akhirnya masuk Islam.
Pada waktu itu juga datang Ong Tien, seorang putri dari China. Konon menyusul ke Luragung kemudian melangsungkan pernikahan dengan Sunan Gunung Jati. Ong Tien berganti nama menjadi Ratu Mas Rara Somanding.