Sarkawi kemudian terjun ke sungai. Dia berubah wujud menjadi bale kambang. Sejenis ranjang terbuat dari kayu, mengambang di kali itu. Maimunah juga ikut terjun ke kali. Dia lantas berubah menjadi pring ori atau piring bambu.
Maka tinggal Saedah sendirian. Dia pun lemas dan putus asa. Saedah kemudian tertidur. Tak lama Kemudian berubah wujud menjadi bunga cempaka putih.
Legenda ini sangat dikenal masyarakat di pesisir utara Jawa Barat, dari Cirebon hingga sebagian Karawang.
BACA JUGA:Ini Dia 5 Ciri-Ciri Kucing Sudah Lanjut Usia, Apakah Kucingmu Termasuk?
Karena kisah inilah kemudian ada ritual 'buang uang' di tempat itu. Masyarakat setempat menyebutnya dengan istilah tambangan.
Ada versi lain yang menyebutkan jika ritual tebar koin itu untuk memberi saweran pada Saedah dan Saeni. Karena Saeni selalu mementaskan ronggeng dengan Saidah sebagai penabuh kendang di tempat itu.
2. Kecelakaan Maut Bus Transmigran
Ada pula masyarakat sekitar yang meyakini jika ritual tebar koin ini dalam rangka membuang sial akibat kecelakaan maut. Bus yang berpenumpang para transmigran itu mengalami kecelakaan di Kali Sewo.
BACA JUGA:Mengenaskan! 5 Ras Kucing dengan Umur Pendek yang Bikin Mikir Dua Kali Sebelum Memeliharanya
Bus nahas itu membawa rombongan transmigrasi pertama asal Boyolali, Jawa Tengah. Bus tersebut kecelakaan dan terbakar di jembatan itu.
Akibat peristiwa tersebut, 67 orang penumpangnya tewas di tempat. Peristiwa itu terjadi pada 11 Maret 1974.
Yang menyedihkan, ada tiga orang yang selamat. Hanya saja kesemuanya anak-anak. Mereka kehilangan orang tua mereka.
3. Kuntilanak Penunggu Kali
Selain siluman buaya putih atau kisah Saedah Saeni, dan bus maut transmigran, ritual buang uang juga dikait-kaitkan dengan sosok kuntilanak. Sosok ini oleh masyarakat setempat diyakini sebagai penunggu Kali Sewo.
Konon, semua mahluk halus yang ada di kali itu tidak akan mengganggu jika para pelintas melempar uang. Bahkan di antara penyapu di sekitar jembatan itu salah satunya adalah mahkuk halus berwujud manusia.