1. Urutan yang diperoleh bukanlah DNA mitokondira harimau (mtDNA) asli,
2. Terdapat kemungkinan DNA mitokondira tersebut merupakan salinan pseudogen nuklir (Numt), dan
3. Pembaca tidak dapat mengevaluasi data asli yang diberikan.
Berdasarkan keraguan-keraguan tersebut, para peneliti asing yang berjumlah 7 orang tersebut melakukan penelitian ulang dengan membandingkan data melalui prosedur asli dengan data dari Wirdateti dkk.
BACA JUGA:Berikut Ini 8 Tanda-Tanda Kucing Liar Ingin Dipelihara oleh Kamu, Ayo Ketahui! Ternyata Bikin Haru
Hasilnya, ternyata mereka mendapatkan beberapa celah dari penelitian yang dilakukan Wirdateti dkk. Yang kembali bisa dijadikan tinjauan.
Berikut merupakan kesimpulan dari hasil yang diperoleh setelah melakukan penelitian oleh para peneliti luar.
1. Urutan yang penulis (Wirdateti dkk.) peroleh bukanlah segmen DNA mitokondria harimau,
2. Urutan yang diperoleh penulis kemungkinan besar adalah segmen inti mitokondria,
BACA JUGA:DRAMATIS! Timnas Indonesia U-23 vs Australia U-23, Skor 1-0 Jaga Peluang Lolos
3. Rincian kendali mutu yang diberikan untuk mengecualikan kemungkinan kontaminasi silang.
Dari ketiga kesimpulan tersebut, mereka menyimpulkan bahwa penelitian yang dilakukan Wirdateti dkk belum mencapai hasil sempurna dan sesuai ekspektasi.
Sehingga tidak bisa dijadikan bukti dan sandaran klaim atas keberadaan Harimau Jawa.
Para peneliti mengharapkan ketelitian lebih, data akurat, dan bukti yang lebih meyakinkan sebelum menarik kesimpulan. (miftah nurrohim)