Bahkan, kini kedekatannya dengan dunia sepak bola makin kental. Hal itu terjadi ketika sang anak, Rachmat Irianto yang juga memilih menjadi pesepak bola. Rian, sapaan Irianto, tercatat sebagai pemain Persebaya Surabaya.
“Saya malah lebih tegang kalau melihat anak saya dibanding bapaknya. Kalau bapaknya mungkin sudah biasanya, karena sejak dulu begitu. Kalau lihat Rian, saya masih ada rasa khawatir, takut terjadi apa-apa,” ujarnya.
Salah satu momen yang membuat jantung Yetty berdebar-debar yakni kala itu saat Rian ditunjuk sebagai eksekutor penalti pada laga Home Coming Persebaya melawan PSIS Semarang beberapa waktu silam.
Yetty sempat khawatir anaknya Rian yang baru berusia 18 tahun gagal menjalankan tugasnya sebagai eksekutor penalti.
“Bayangkan kalau itu gagal, disaksikan 50 ribu orang dan anak saya masih muda, saya tegang juga. Untungnya jadi gol. Mungkin kalau bapaknya yang tendang akan gagal itu,” pungkasnya.
Yetty sebagai seorang ibu mengaku tidak pernah memaksa Rian untuk mengikuti jejak ayahnya Bejo sebagai pesepak bola profesional.
Ia hanya selalu memberi dukungan penuh pada keputusan yang dipilih oleh Rian sejak ikut Frenz United Malaysia hingga kini menjadi kapten timnas U-19 Indonesia, bahkan di Persebaya, sampai dimana Rian berada di Persib yang berhasil jadi juara Liga 1 musim ini.
“Rian ini sepertinya lebih pintar dari bapaknya. Bukan hanya di lapangan, tetapi dia juga bisa baca permainan. Kadang kalau di rumah diskusi tentang bola saja bapaknya kaget, anak saya sudah tahu hal seperti ini,” tutur Yetty.