BACA JUGA:3 Glamping Terpopuler di Kuningan, Memberikan View Indah dan Harga Terjangakau! Dijamin Betah
Sementara itu, kedelai yang sudah dihaluskan dibuat menjadi tahu dengan cara mencampur cairan kedelai dan mengendapkannya di dalam dandang.
Kemudian cairan tersebut ditiriskan dan dibiarkan menggumpal. Setelah gumpalan berwarna putih terbentuk, tahu dipotong menjadi persegi empat menggunakan pisau atau lempengan besi yang bersih, lalu digoreng dengan minyak panas.
Orang-orang menyebut tahu ini sebagai tahu Lamping, diambil dari nama penciptanya. Namun, ada juga yang menyebutnya sebagai tahu Kopeci.
Sejak saat itu, Huang Lam Ping sangat dihormati oleh penduduk setempat karena keahliannya dalam membuat tahu.
Tahu Sumedang, di sisi lain, berasal dari Sumedang, Jawa Barat. Meskipun sekilas terlihat memiliki tampilan yang sama namun ternyata memiliki ciri khas yang berbeda.
Tahu Sumedang terkenal dengan ukurannya yang lebih besar dan tekstur yang lebih padat.
Proses pembuatannya juga melibatkan pemerasan yang intensif untuk menghasilkan tekstur yang kenyal dan tidak mudah hancur.
Perbandingan Rasa dan Tekstur
Tahu Lamping memiliki tekstur yang lembut dan halus, hampir mencair di mulut ketika dikonsumsi. Rasanya gurih namun tidak terlalu kuat, sehingga cocok untuk disantap baik sebagai lauk atau camilan.
Tahu Sumedang, dengan tekstur yang lebih kenyal dan padat, memberikan sensasi mengunyah yang lebih tahan lama.
Rasanya lebih pekat dan bisa lebih dominan, sehingga cocok untuk disantap dengan nasi atau dalam campuran masakan berkuah.
Kegemaran dan Preferensi
Kedua tahu ini memiliki penggemar yang loyal di masyarakat. Orang-orang di Kuningan biasanya lebih menyukai Tahu Lamping sebagai bagian dari hidangan khas daerah mereka, seringkali dimasak dengan bumbu kacang atau sambal.
BACA JUGA:Inilah 10 Rekomendasi Tempat Wisata di Kuningan yang Masih Hits Dari Dulu Hingga Sekarang!