Kepala Desa Gunungmanik, Juhari menuturkan, kedatangan macan tutul kali ini lebih dekat ke rumah warga.
Sehingga, masyarakat kembali dibuat resah, meskipun telah dibekali 20 petasan oleh BKPSDA Jawa Barat.
Pihaknya berharap ada upaya lebih lanjut misalnya melakukan evakuasi atau pelepasliaran kembali ke dalam hutan yang lebih jauh dari permukiman warga.
Menurut Juhari, warga di Desa Gunungmanik tidak asing dengan keberadaan macan tutul. Sebab, satwa liar ini memang menghuni kawasan hutan di sana.
Kawasan hutan tersebut membentang sampai ke Kecamatan Salajambe, Kecamatan Subang dan ke Gunung Aci.
Daerah ini relatif masih sangat asli dan jarang didatangi masyarakat. Biasanya, warga bertemu dengan macan tutul di dalam hutan.
Namun kali ini, predator tersebut justru muncul di sekitar permukiman warga. Diduga karena kelaparan atau faktor lainnya.
Dia yakin satwa mangsa bagi macan tutul masih cukup banyak di sekitaran kawasan hutan tersebut, karena ada babi hutan dan kijang.
BACA JUGA:Liburan di Bawah Kaki Gunung Ciremai, Inilah 3 Tempat Glamping di Palutungan Kuningan Jawa Barat!
Yang dikhawatirkan adalah jumlah kijang berkurang karena adanya perburuan.