Terkait persoalan ini, diakui bahwa banyak yang memberikan masukan. Termasuk contoh kasus yang bisa jadi rujukan.
Misalnya, pemain Turki yang pernah main di U-21 Jerman pada saat usianya 23. Tetapi setelah dipelajari, ternyata ada ketentuan yang berbeda.
"Saya jawab apa, entar ya kenapa ini bisa. Ternyata Turki itu punya dua kewarganegaraan. Jadi pemain itu, pegang 2 paspor. 1 paspor Jerman, 1 paspor Turki."
"Kenapa bisa main jadi pemain Turki? Karena sudah lama pegang paspor. Itu kelebihan negara yang menganut dwi kewarganegaraan," tuturnya.
Hal tersebut juga terjadi dalam proses naturalisasi di Timnas Indonesia. Dia mencontohkan ada satu pemain timnas putri yang baru diperpanjang paspornya.
Sekarang usianya 17 dan memiliki paspor hanya sampai batas usia 21. Sebab itu, pemain tersebut masih punya kesempatan memilih nanti di usia 21.
Bagaimana usaha dengan Maarten Paes? Arya menegaskan bahwa sampai dengan saat ini, PSSI masih berjuang.
Adapun tahapan yang ditempuh memang berjenjang. Sembari mengupayakan tuntas di level ini. Sehingga tidak perlu dibawa sampai ke CAS.
BACA JUGA:Ketahui, Spesifikasi iQOO Pad Air, Tablet Gaming Harga Terjangkau, Simak Penjelasannya
Oleh sebab itu, masih ada peluang Maarten Paes tuntas di tahap yang dimaksud, tanpa harus melangkah lebih jauh.
"Kita lagi berjuang nih sampai titik tertentu. Ada yang namanya kalau ditolak di sini, kita dikasih waktu sekian lama untuk ngadu ke sini."
"Selama proses mengadu ada waktu, kita masih usaha di sini sampai batasnya habis. Siapa tahu, kita nggak perlu ke sini. Tunggu saja. Bisa saja di sini selesai," paparnya.
Yang pasti, sambung Arya, PSSI masih terus mengupayakan dengan tim yang telah dibentuk.
BACA JUGA:5 Rekomendasi Kafe Hidden Gem di Kuningan, Cozy dan Cocok Buat Healing di Akhir Pekan
"Kami berjuang terus. Banyak usulan harusnya begini, begitu. Kami terima kasih. Tapi kami punya tim lawyer, legal, mereka mengerti mengenai sport di internasional."