RADARKUNINGAN.COM - Beredar di media sosial bahwa Gunung Ciremai akan meletus 15 jam ke depan pasca gempa yang terjadi di Kabupaten Kuningan sebanyak 3 kali pada Kamis - Jumat (25-26, Juli 2024).
Informasi tersebut beredar di Grup WhatsApp hingga ke media sosial lainnya. Tentu saja banyak warga yang mempertanyakan kebenarannya.
Disebutkan bahwa jarak dari satu gempa ke gempa bumi lainnya berkisar antara 12 sampai dengan 15 jam.
Dikhawatirkan bahwa gempa bumi tektonik dangkal tersebut dapat memicu aktivitas vulkanik Gunung Ciremai.
BACA JUGA:Exco PSSI Beberkan Fakta Maarten Paes: Tak Perlu ke CAS yang Ribet, Tenang di FIFA Masih Ada Peluang
Terkait beredarnya informasi tersebut, Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kuningan, Indra Bayu Permana menyatakan bahwa masyarakat tidak perlu mempercayainya.
"Itu hoax. Kenapa saya katakan hoax, betul memang masih ada potensi gempa susulan. Tapi tidak pasti kapan, karena tidak bisa diprediksi," kata Indra, kepada radarkuningan.com.
Masyarakat, kata dia, diimbau beraktivitas normal tetapi tetap waspada. Kemudian agar mencari sumber informasi yang terpercaya.
"Kalau kita bisa memprediksi gempa 15 jam ke depan berarti kita sudah mendahului takdir Allah. Tetap bijak menggunakan media sosial," tuturnya.
Dijelaskan dia, gempa bumi sampai dengan saat ini masih belum bisa diprediksi kapan akan terjadi. Sebab, belum ada alat maupun teknologi yang mampu melakukannya.
Kemudian Gunung Ciremai saat ini masih dalam status normal atau Level 1 dan tidak menunjukkan adanya tanda-tanda peningkatan aktivitas.
Terkait pemasangan alat seismograf oleh Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Indra menjelaskan, itu merupakan survei awal dari BMKG.
Tujuannya adalah mendeteksi faktor gempa di Kabupaten Kuningan. Kemudian analisa data lain yang dibutuhkan.
BACA JUGA:Bahrain dan China Bisa Panas Dingin, Indonesia Punya Striker Grade A Potensial, Ole Romeny Lewat