KUNINGAN, RADARKUNINGAN - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Cirebon menilai, potensi desa sangat menjanjikan untuk perbankan.
Namun begitu, warga desa sering terkendala akses perbankan. Sebagai upaya menjembatani kondisi tersebut, OJK Cirebon jemput bola hingga ke pedesaan.
Hasilnya, potensi perputaran ekonomi di desa mengalami peningkatan. Selain itu, tingkat prospektif berlimpah dan menjanjikan.
Tak bisa dipungkiri, masih banyak masyarakat di pedesaan yang masih mengandalkan rentenir ataupun bank emok.
BACA JUGA:PSSI Butuh Rp800 miliar Untuk Keperluan Timnas Indonesia, dari Sini Sumbernya
BACA JUGA:Menpora Keluhkan Stadion GBK Dipenuhi Penonton Tanpa Tiket, Ini Langkah PSSI
Mayoritas dari warga desa, terkendala oleh keterbatasan akses perbankan.
Oleh karenanya, OJK menerapkan sistem jemput bola untuk mengenalkan sejumlah produk simpan pinjam yang resmi, mudah dan terpercaya.
Sebagai contoh, 300 Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di Desa Karangtawang, Kecamatan Garawangi, Kabupaten Kuningan, tercatat sudah difasilitasi mengenai permodalan melalui perbankan.
Kepala OJK Cirebon, Agus Muntholib menjelaskan, pihaknya menggendeng beberapa pihak untuk bisa turun ke desa.
BACA JUGA:Tidak Memiliki Darah Indonesia, Nenek Maarten Paes Benarkah Lahir di Kediri?
BACA JUGA:Janji Calvin Verdonk Saat Timnas Indonesia Bersua Bahrain dan China Oktober Mendatang
OJK bersama Tim Percepatan Akses Keuangan Daerah (TPAKD), bekerjasama dengan pihak ketiga.
Imbasnya, 300 UMKM telah tercatat sebagai bagian dari implementasi Ekosistem Keuangan Inklusif (EKI) untuk mencapai target keuangan inklusif pada 2024.
Adapun sektor yang dipertimbangkan dalam pemilihan desa tersebut, jelas Agus, adanya analisa terlebih dahulu mengenai potensi wilayah.