Indra Sjafri Cerita Kesulitan Jadi Pemandu Bakat Timnas 10 Tahun Lalu Simak

Rabu 23-10-2024,11:37 WIB
Reporter : Ditta Rosyalita
Editor : Agun Gunarso

RADARKUNINGAN.COM - Pelatih Timnas Indonesia U-20, Indra Sjafri, mengenang pengalaman awal menjadi pelatih sepak bola.

Indra menyebut, saat itu cukup sulit jadi pemandu bakat (talent scout) karena belum ada teknologi seperti saat ini.

"Waktu 2011 sampai 2013, saya scouting standar saja. Belum ada keterlibatan sport science. Waktu itu masih kasat mata saja.

Saya juga cek kecerdasan taktikal pemain dari menit main yang sebentar," kata Indra dalam acara Indonesia Millennial and Gen Z Summit (IMGS) 2024 yang digelar di The Tribrata Darmawangsa, Jakarta, Selasa (22/10/2024).

BACA JUGA:Yuk! Berwisata Sambil Belajar Sejarah di Taman Purbakala Cipari Kuningan

Sekarang, situasi sudah banyak berubah. Untuk melihat bakat pemain, ada banyak tes yang dilakukan.

Bahkan, tes-tes ini sudah menerapkan teknologi di dalamnya.Tercatat, ada tes massa otot hingga psikotes yang lebih maju.

Dengan media tes yang lebih banyak ini, pelatih pun jadi punya banyak acuan dalam menentukan layak tidaknya pemain masuk satu tim.

"Tes fisik saja ada 11 item tes, itu semua ada alatnya di Medical Center PSSI, kekuatan otot, hamstring, itu semua bisa dites, dan kita sebagai pelatih akan menjadikan data itu untuk kita mengambil keputusan yang tepat," kata Indra.

BACA JUGA:Open Bidding Jabatan Sekda Kuningan Ramai Peminat, 12 JPT Sudah Daftar, Ini Datanya ..

Menggelar Indonesia Millennial and Gen-Z Summit (IMGS) 2024, sebuah konferensi independen yang khusus diselenggarakan untuk dan melibatkan generasi Milenial dan Gen Z di Tanah Air.

Dengan tema Catalyst of Change, IMGS 2024 bertujuan membentuk dan membangun masa depan Indonesia dengan menyatukan para pemimpin dan tokoh nasional dari seluruh nusantara. Semoga bermanfaat ya.

Kategori :